Jakarta. Isu harga rokok menjadi Rp 50.000 beberapa waktu lalu dikabarkan mampu memicu kenaikan permintaan pemilik warung kelontong untuk stok. Kabarnya, perusahaan rokok mendapat keuntungan karena permintaan melonjak. Namun PT Bentoel Internasional Investama Tbk / RMBA menepis isu tersebut. "Kabar toko kelontong yang menambah stock hanya isu. Harga pasar di grosir juga tetap stabil," kata Mercy Fransisca, Head of Legal and External Affairs PT Bentoel Internasional Investama saat dihubungi KONTAN, Rabu (7/9). Emiten berkode saham RMBA di Bursa Efek Indonesia ini menyesalkan adanya isu tersebut. Menurut, Mercy penyebaran isu ini meresahkan banyak orang, dan bisa berpotensi memberikan dampak serius terhadap hajat hidup orang banyak.
RMBA bantah diuntungkan isu harga rokok Rp 50.000
Jakarta. Isu harga rokok menjadi Rp 50.000 beberapa waktu lalu dikabarkan mampu memicu kenaikan permintaan pemilik warung kelontong untuk stok. Kabarnya, perusahaan rokok mendapat keuntungan karena permintaan melonjak. Namun PT Bentoel Internasional Investama Tbk / RMBA menepis isu tersebut. "Kabar toko kelontong yang menambah stock hanya isu. Harga pasar di grosir juga tetap stabil," kata Mercy Fransisca, Head of Legal and External Affairs PT Bentoel Internasional Investama saat dihubungi KONTAN, Rabu (7/9). Emiten berkode saham RMBA di Bursa Efek Indonesia ini menyesalkan adanya isu tersebut. Menurut, Mercy penyebaran isu ini meresahkan banyak orang, dan bisa berpotensi memberikan dampak serius terhadap hajat hidup orang banyak.