JAKARTA. PT Resources Jaya Teknik Manajemen Karbonindo Indonesia (RMI) terus berekspansi. Setelah mengoperasikan pabrik pemurnian karbondioksia (CO2) April 2009, kini RMI menjajaki pembangunan pabrik fumigasi tembakau senilai US$ 20 juta. Fumigasi tembakau adalah teknik mengurangi tingkat kandungan nikotin dalam tembakau hingga setengahnya. Fumigasi juga dapat melipatgandakan jumlah tembakau hingga dua kali lipat. Cara kerjanya begini. Misalnya 1 kilogram (kg) tembakau yang biasanya hanya menghasilkan 10 linting rokok, lewat proses fumigasi bisa menghasilkan 20 linting rokok.
"Pendirian pabrik ini masih dalam satu visi kami menciptakan industri yang ramah lingkungan. Kami sedang menawarkan kerjasama ke beberapa produsen rokok," kata Presiden Direktur RMI Rohmad Hadiwijoyo, Rabu (10/6).Saat ini, RMI tengah menjajaki kerjasama dengan Gudang Garam, Djarum Super, Bentoel, dan lainnya. RMI tertarik mendirikan pabrik fumigasi tembakau karena belum ada yang melakukannya di Indonesia. Hanya Philip Morris yang sudah menerapkan proses fumigasi tembakau pada proses produksinya. Namun gergasi rokok asal Amerika ini membangun pabrik di Filipina. Bila pabrik ini berdiri, ujar Rohmad, bukan cuma produsen rokok mitranya saja yang memperoleh keuntungan ganda. Masyarakat pun untung karena tingkat nikotin dalam rokok bakal berkurang 50%. Rencananya, proyek pembangunan pabrik fumigasi ini baru akan dimulai paling cepat tiga tahun mendatang. Menurut Rohmad, mendirikan pabrik fumigasi tidak mudah. Sebab, selain butuh modal besar dan punya mitra dari industri rokok, mereka juga harus memiliki kepastian pasokan CO2 murni. Senyawa kimia ini berperan penting dalam proses fumigasi. RMI akan memasok CO2 murni dari pabrik purifikasi miliknya. "Maka itu pabrik fumigasi satu lokasi dengan pabrik purifkasi," kata Rohmad.
RMI berencana mengoperasikan dua pabrik purifikasi CO2. Yang pertama, dengan investasi US$ 10,6 juta, sudah berjalan sejak April 2009 lalu. Kapasitas produksinya mencapai 24.000 ton per tahun. Sedangkan pabrik kedua baru akan mulai dibangun pada akhir 2010 mendatang. Dengan dua pabrik ini, total investasi RMI di pabrik purifikasi C02 menjadi US$ 18,6 juta. Kapasitas produksinya bertambah menjadi 72.000 ton pertahun. Pembeli CO2 adalah industri makanan dan minuman, manufaktur, pengelasan, pengawetan hasil perikanan, dan fumigasi. Dari pabrik pertama, RMI telah menjual produknya ke produsen minuman ringan Coca Cola, Iwatani Industries, Malindo, dan lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan