KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara turut mendongkrak kinerja emiten yang bergerak di bidang jasa penunjang tambang, tak terkecuali PT RMK Energy Tbk (RMKE). Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini pun siap menggenjot kinerja guna mengalap berkah dari harga batubara. RMKE berencana menaikkan capex tahun depan, dengan mengalokasikan capex senilai Rp 350 miliar pada 2023. Angka ini naik dari alokasi capex tahun 2022 di angka Rp 174 miliar. Direktur RMK Energy Vincent Saputra merinci, capex ini akan digunakan salah satunya untuk membangun jalan dari stasiun Gunung Megang menuju ke tambang potensial. Capex akan didanai dari kas RMKE. RMKE juga menargetkan kenaikan kinerja operasional di tahun 2023. Emiten ini mengincar volume jasa batubara sebesar 10,8 juta ton dan volume penjualan batubara 3 juta ton tahun depan. Sebagai pembanding, tahun ini RMKE menargetkan volume angkutan batubara sebesar 7,82 juta ton serta volume penjualan 2,26 juta ton.
Adapun RMKE berhasil mengangkut 6,94 juta ton batubara hingga November 2022. Jumlah ini meningkat 27,06% secara
year-on-year (YoY). Pada bulan November 2022 sendiri, Perseroan mengangkut 754,20K ton batubara atau meningkat sebesar 52,81% YoY. Capaian ini juga sudah mencapai 88,78% dari target yang dipasang tahun ini.
Baca Juga: Maharaksa Biru (OASA) Siap Garap Proyek Energi Terbarukan dari Cakung Hingga IKN Pada segmen penjualan batubara, RMKE menjual 2,20 juta ton batubara hingga November 2022, meningkat sebesar 46,51% secara YoY. Pada bulan November 2022 ini saja, RMKE berhasil menjual sebanyak 310.340 ton batubara atau meningkat sebesar 22,57% YoY. Secara akumulasi, penjualan batubara RMKE mencapai 97% dari target yang dipasang tahun ini. Dari total penjual batubara tersebut, sebanyak 34% berasal dari tambang
in-house PT Truba Bara Banyu Enim. Berdasarkan total volume, penjualan dan jasa batubara masing-masing memberikan kontribusi sebesar 24,04% dan 75,96% hingga November 2022.
Kinerja moncer
Solidnya harga batubara turut mendongkrak kinerja RMKE. Per kuartal ketiga 2022, RMKE membukukan pendapatan sebesar Rp1,90 triliun. Jumlah ini melesat 121,66%
year-on-year (YoY) dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 859,39 miliar. Naiknya pendapatan mendongkrak laba bersih RMKE, dimana RMKE mencatatkan laba bersih sebesar Rp296,37 miliar atau meningkat sebesar 153,90% YoY hingga periode September 2022. Kinerja mentereng ini tidak terlepas dari moncernya bisnis batubara RMKE. Di segmen penjualan batubara, RMKE mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,52 triliun atau meningkat sebesar 160,02% YoY. Kenaikan pendapatan penjualan batubara ini didukung oleh kenaikan volume penjualan batubara yang meningkat sebesar 38,36% YoY menjadi 1,62 juta ton per September 2022. Dari segmen jasa batubara, RMKE mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp389,94 miliar atau meningkat sebesar 40,91% YoY. Hingga September 2022, volume jasa pengangkutan batubara mencapai 5,46 juta ton atau meningkat sebesar 21,08% YoY. Vincent mengatakan, tahun ini RMKE menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,5 triliun dan laba usaha sebesar Rp 375,40 miliar. Adapun hingga September 2022, capaian RMKE telah tercapai masing-masing sebesar 76,92% dan 78,95%. Pencapaian target tersebut mendukung RMKE menjaga rasio keuangan EBITDA terhadap beban kewajiban, di atas ketentuan minimum
credit covenant sebesar 19,68 kali. Sementara di tahun depan, dengan jumlah volume pengangkutan 10,8 juta ton, RMKE mengincar volume penjualan 3 juta ton tahun depan. Proyeksi manajemen, pendapatan RMKE ditaksir bisa mencapai Rp 3,2 triliun dengan laba bersih hingga Rp 558 miliar. Adapun
debt to equity ratio (DER) tahun depan diproyeksi sebesar 0,08 kali. Manajemen optimistis kebutuhan batubara masih akan meningkat ke depannya untuk memenuhi kebutuhan
energy security pada kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pasca pandemi dan kondisi geopolitik dunia.
Gandeng PTBA
Pada 16 Desember 2022, RMKE melalui anak usahanya PT Royaltama Mulia Kencana, menandatangani nota kesepahaman bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Nota kesepahaman ini untuk menggarap 2,5 juta ton batubara PTBA yang dapat ditingkatkan sampai dengan 1 juta ton setiap tahunnya mulai tahun 2023. Melalui nota kesepahaman ini, Grup RMKE atau afiliasinya juga akan membangun dan merawat
hauling road mulai dari tambang PTBA, menyediakan jasa logistik batubara dari proses
loading & unloading angkutan kereta api,
stockpile services, loading tongkang/
barge hingga
transshipment menuju
mother vessel.
Baca Juga: Simak Rencana Bisnis Rockfields Properti Indonesia (ROCK) pada 2023 Kata Vincent, kolaborasi ini dapat menyempurnakan sinergi kedua belah pihak bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam mengimplementasikan pengangkutan batubara yang
seamless di Sumatera Selatan. “Dengan infrastruktur yang terintegrasi dan kolaborasi pada sektor energi, RMKE dapat mempercepat tercapainya target volume jasa dan penjualan batubara masing-masing sebanyak 20 juta ton per tahun dan 5 juta ton per tahun,” kata Vincent, Jumat (21/12).
Sasar pangsa Sumsel
RMKE sendiri merupakan emiten penyedia jasa logistik batubara yang berbasis di Sumatra Selatan. Saat ini, Pelabuhan yang dimiliki RMKE merupakan satu-satunya terminal khusus batubara swasta di seluruh Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api. Dengan tidak banyak solusi alternatif yang dapat ditawarkan baik oleh swasta ataupun pemerintah di Sumatra Selatan pada saat ini, maka RMKE optimistis akan terus bertumbuh. RMKE memiliki target utama untuk menjadi pelabuhan terbesar di Sumatera Selatan. Sebagai gambaran, Sumatra Selatan merupakan daerah dengan deposit batubara terbesar di seluruh Indonesia.
Sepanjang tahun ini, RMKE telah berhasil mengimplementasikan strategi perusahaan dengan beroperasinya tambang batubara
in-house PT Truba Bara Banyu Enim, stasiun muat Gunung Megang, serta Container Yard (CY) 3B Stasiun Simpang. Ketiga fasilitas tersebut menjadi pelengkap operasional RMK Energy secara Group. RMKE melakukan penawaran umum perdana saham atau
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2021. RMKE menetapkan harga penawaran sebesar Rp206 per saham, dengan menerbitkan saham sebanyak 875 juta lembar. Saham RMKE pun berkinerja moncer. Sejak awal tahun alias
year-to-date (YtD), saham RMKE menguat 321,17%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi