RNI akan spin-off bisnis properti di 2018



KONTAN.CO.ID - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan kembali menghidupkan bisnis properti setelah mati suri sejak tahun 1998 ketika ekonomi Indonesia dilanda krisis. Perusahaan pelat merah ini akan menjadi sektor properti menjadi anak usaha baru atawa spin-off.

RNI menargetkan anak usaha di sektor properti tersebut akan terbentuk mulai tahun depan. Saat ini, bisnis properti masih berada dalam divisi manajemen aset perusahaan.

Djoko Retnadi, Direktur SDM dan Management Aset RNI mengatakan, alasan kembali memasuki bisnis tersebut karena perusahaan memiliki banyak aset-aset iddle (menganggur). Padahal jika dibiarkan menggangur, perusahaan masih tetap harus membayar beban pajak.


Dalam setahun saja, RNI harus menanggung beban Rp 500 juta untuk satu lahan kosong berukuran 7.000 meter persegi (m2) di Jakarta Timur per tahun. "Pengembangan bisnis properti ini dilakukan untuk mengoptilmalkan aset-aset menganggur tersebut," kata Djoko di Jakarta, Rabu (23/8).

Saat ini, RNI memiliki total lahan sekitar 35.000 hektare (ha) yang tersebar di 150 titik yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi proyek properti. Dari total lahan tersebut ada sekitar 50 ha yang sudah siap dikembangkan.

Langkah pertama yang dilakukan RNI dengan menggandeng perusahaan BUMN lain untuk mengembangkan aset yang mereka punya. Maklum, perusahaan ini sudah tidak memiliki kemampuan mumpuni untuk menggarap bisnis properti sendirian sejak tahun 1998.

RNI telah menggandeng Waskita Realty membangun gedung perkantoran Waskita Rajawali Tower di lahan perusahaan yang terletak di MT Haryono seluas 7.025 m2. Proyek ini ditargetkan rampung pada kuartal I 2019. Gedung perkatoran tersebut nantinya akan digunakan sendiri oleh karyawan Waskita Group dan RNI Group.

Waskita Realty dan RNI memiliki porsi yang sama dalam proyek perkantoran dengan investasi Rp 600 miliar tersebut. Proyek ini nantinya akan dijadikan sebagai salah satu aset anak usaha properti RNI.

Selain Waskita Rajawali Tower, RNI juga akan mengembangkan lahan seluas 5,4 ha di kawasan Gatot Subroto yang akan terintegrasi dengan salah satu stasiun LRT Jabodetabek lintasan Cawang-Dukuh Atas.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini