RNI tunda terjun di bisnis gula cair



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk sementara waktu masih menunda berkecimpung dalam bisnis gula cair.

Sebelumnya, perusahaan milik negara ini memang berniat memasuki bisnis gula cair dan berniat membangun pabrik gula cair di Surabaya atau Cirebon. Nilai investasi yang akan digelontorkan sekitar Rp 100 miliar.

Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo menjelaskan, penundaan ini dikarenakan pasar industri gula cair belum cukup baik.


"Setelah kami melakukan Feasibility Study (FS), ternyata pasarnya belum cukup bagus kalau kita masuk ke sana. Pasarnya itu masih sangat kecil. Karena itu sementara kami menunda dulu untuk mengembangkan gula cair," jelas Didik kepada KONTAN, Selasa (10/10).

Tidak hanya itu, Didik juga mengungkap saat ini terdapat gula cair yang berasal dari gula non tebu atau yang disebut dengan High Frustoce Syrup (HFS). Menurutnya gula cair berbahan dasar singkong memiliki harga bahan pokok yang lebih rendah dibandingkan gula cair berbahan tebu yang ingin dibangun RNI.

"Kami sedang meneliti lebih jauh supaya harga bahan pokoknya bisa jauh lebih murah. Mungkin bahan bakunya bisa tidak dari tebu langsung, melainkan bisa dari tetesnya. Makanya kami tidak ingin segera di-launching, tidak peduli layak atau tidak layak. Begitu tidak layak, saya tidak mau jalani," ujar Didik.

Hingga saat ini, RNI masih melakukan penelitian terkait pengembangan gula cair. Didik berharap, penelitian yang sedang dilakukan dapat membuahkan hasil dalam waktu satu hingga dua tahun.

"Harapannya satu sampai dua tahun lagi hasilnya sudah muncul, di samping pasarnya sudah mulai terbentuk. Kalau hasilnya sudah bagus, baru kami berani masuk," tambah Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto