RNTH di Bursa Kembali Sepi, Begini Penjelasan BEI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) belakangan kembali sepi. Hal tersebut tercermin dari Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) Bursa yang semakin menyusut. 

Nilai transaksi pada perdagangan Rabu (7/8), hanya mencapai Rp 8,19 triliun. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan dengan menguat 1,16% ke level 7.212,13. 

Sepanjang tahun berjalan ini, RNTH mencapai Rp 11,81 triliun per Rabu (7/8). Padahal, RNTH bursa di Juli mencapai Rp 9,93 triliun atau menyusut 22,64% secara bulanan atau Month on Month (MoM) dari Rp 12,84 triliun di Juni 2024.


Padahal sepanjang Mei 2024, RNTH di BEI mencapai Rp 14,38 triliun. Angka tersebut meningkat 2,87% MoM dari posisi RNTH di April 2024 sebesar Rp 13,98 triliun.

Baca Juga: IHSG Ditutup di 7.212 Hari Ini (7/8), BBCA, BMRI, TPIA Paling Banyak Diburu Asing

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy mencermati, penurunan RNTH akhir-akhir ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni domestik dan global. 

Dari domestik, rilis data ekonomi yang menunjukkan kontraksi pada sektor riil PMI Juli yang turun ke level di bawah 50 yaitu 49,3 dan pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2024 sebesar 5,05% turun dari kuartal sebelumnya sebesar 5,11%. 

"Peningkatan kepemilikan terhadap instrumen SBN, SBSN dan SRBI juga memberikan pengaruh kepada pasar saham akhir-akhir ini," kata Irvan saat dihubungi Kontan baru-baru ini. 

Sementara dari global, lanjut Irvan, masih dipengaruhi oleh tingginya tingkat suku bunga The Fed yang diikuti dengan penurunan daya tarik saham di sektor teknologi serta meningkatnya ketidakpastian pemilu di Amerika Serikat (AS). 

Terkait dengan penurunan RNTH ini, Irvan bilang pihaknya terbuka dengan masukan dan melakukan evaluasi jika diperlukan. Terutama dalam memberikan stimulus untuk mendongkrak RNTH. 

"Setiap regulasi yang dikeluarkan sudah mengalami proses kajian dengan pelaku pasar serta OJK agar menciptakan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari