KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Meskipun penyaluran kredit mulai melaju di kuartal I 2024, kemampuan bank untuk menghasilkan laba malah menurun. Hal ini terlihat dari posisi return on asset (ROA) perbankan yang terus menyusut. Sederhananya ROA adalah rasio yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari penggunaan seluruh sumber daya atau asset yang dimilikinya. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ROA industri perbankan secara tahunan menurun dari 2,77% menjadi 2,62% per Maret 2024. Serta masih rendah dari posisi ROA per Desember 2023 yang sebesar 2,74%.
Hal tersebut terjadi karena kinerja laba bank hanya naik tipis, tidak sekencang laju kenaikan total asetnya. Perbandingannya, rata-rata laba industri bank hanya naik 1,5% yoy, sementara total aset tumbuh 7,3% yoy per Maret 2024. Lebih rinci, bank berdasarkan kelompok modal inti, ROA Bank KBMI 1 menurun dari 1,36% menjadi 1,30% per Maret 2024. Lalu, ROA Bank KBMI 2 susut dari 2,20% menjadi 1,64%, serta ROA Bank KBMI 4 menurun dari 3,73% menjadi 3,54%. Hanya Bank KBMI 3 yang ROA-nya naik tipis dari 1,85% jadi 1,87%. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan penurunan ROA tersebut dipengaruhi terutama penurunan margin bunga bersih atau NIM bank secara industri dari sebesar 4,77% menjadi 4,59% pada Maret 2024. "Penurunan NIM ini terutama disebabkan meningkatnya biaya dana yang tidak diimbangi dengan peningkatan suku bunga kredit. Namun demikian, ROA dan NIM tersebut masih tergolong cukup tinggi," kata Dian.
Baca Juga: Hingga April 2024, NPL Kredit Properti Terus Merangkak Naik Para bankir membenarkan adanya penurunan ROA dikarenakan laba bank yang tertekan pada Kuartal I-2024. PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) misalnya. ROA bank ini turun dari 2,77% menjadi 2,62% pada Kuartal I-2024. Sementara kredit dan total aset tumbuh tinggi masing-masing sebesar 12,04% dan 15,14%. "Menyusutnya ROA perbankan ini secara umum terjadi karena pertumbuhan laba lebih rendah daripada aset itu sendiri, meskipun permintaan kredit tumbuh dengan baik," kata Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi kepada Kontan. Yuddy mengatakan, penurunan laba tersebut secara bersamaan terjadi karena dinamika perekonomian saat ini telah menekan suku bunga acuan hingga terus mengalami kenaikan dan berdampak pada beban dana perbankan. Meski begitu, BJB tetap akan menggenjot pertumbuhan kinerja tahun ini sehingga rasio profitabilitas seperti ROA bank juga akan ikut naik. "Strategi untuk mengimbanginya, perbankan harus cermat dalam melakukan efisiensi dan mencari sumber sumber pendapatan lain, baik melalui produk berbasis fee based maupun menjaga/memperbaiki kualitas asset," kata Yuddy. Pada Kuartal I-2024, BJB membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 453 miliar atau tumbuh 1,6%. Namun setelah dikurangi pajak, laba bersih BJB menyusut 2% menjadi Rp 364,26 miliar.
Baca Juga: Sejumlah Bank Ini Membukukan Pemburukan Rasio Kredit Macet (NPL) Di sisi lain, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang berada di jajaran KBMI 3 ini mampu membukukan kenaikan ROA pada Kuartal I-2024, yakni sebesar 2,61% dari tahun lalu 2,59%. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, naiknya rasio profitabilitas tersebut seiring dengan kualitas asset yang membaik.
"Kualitas aset kami membaik, teutama seiring dengan tetap tumbuhnya kredit, dan pendapatan profit yang juga sehat," ungkap Lani kepada Kontan. Lani juga menyebut pihaknya akan tetap mempertahankan kualitas aset dengan menjaga petumbuhan kinerja dan aset. Pada Kuartal I-2024, CIMB Niaga berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih 5,94% yoy menjadi Rp 1,69 triliun. Sementara total aset menurun 4% menjadi Rp 333 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat