KONTAN.CO.ID - Investor Robert Kiyosaki kembali memberi peringatan soal kehancuran pasar. Dia pun membeli lebih banyak emas dan perak juga menunggu harga Bitcoin turun.

"Pasar obligasi AS jatuh. Jatuhnya pasar obligasi terbesar sejak 1788. Pasar obligasi lebih besar dari pasar saham," kata Kiyosaki di Twitter, Jumat (22/7), seperti dikutip Bitcoin.com.

"Saya membeli lebih banyak emas, perak sekarang, dan menunggu harga Bitcoin turun," ungkap penulis buku terlaris Rich Dad Poor Dad ini.

Kiyosaki juga menekankan, pasar real estat China sedang ambruk. Dia bilang, ada lebih dari 90 juta kondominium kosong di China.

Baca Juga: Peringatan Elon Musk, Bill Gates dan Robert Kiyosaki Soal Resesi Ekonomi Global

"Losers mengawasi pasar saham. Masalah sebenarnya ada di pasar obligasi. Pasar obligasi 40 kali lebih besar dari pasar saham," sebutnya. 

"Harap perhatikan obligasi, bukan saham. Kehancuran besar akan datang," imbuh Kiyosaki.

Dalam tweet April lalu, Kiyosaki mengatakan, obligasi adalah investasi paling berisiko dalam krisis global. 

"Tragisnya, investor pemula mengikuti saran pemula dengan komposisi 60% (saham) 40% (obligasi)," ujarnya.

Dia merekomendasikan investor membeli emas, perak, dan Bitcoin "sebagai asuransi terhadap orang bodoh yang menjalankan dunia".

Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan Inflasi Dapat Memicu Terjadinya Depresi Besar

Kiyosaki telah berulang kali memperingatkan tentang kehancuran pasar dan keadaan ekonomi AS. 

Pekan lalu, ia memperingatkan, inflasi bisa menyebabkan "Greater Depression", mencatat real estat sedang jatuh dan penyitaan naik 700% dari tahun lalu.

Juga di April lalu, Kiyosaki memperingatkan tentang hiperinflasi dan depresi. Dia juga berulang kali mengatakan, dunia berada dalam gelembung terbesar dalam sejarah dunia. 

Kiyosaki juga telah mengatakan beberapa kali, dia menunggu harga Bitcoin turun untuk membeli lagi mata uang kripto terbesar dari sisi kapitalisasi pasar itu. 

Bulan lalu, Kiyosaki mengungkapkan, ia sedang menunggu harga Bitcoin untuk menguji level US$ 11.000 sebelum membeli. 

Editor: S.S. Kurniawan