Robert Kiyosaki Bocorkan Cara Menghilangkan Rasa Malas sehingga Bisa Jadi Miliarder



KONTAN.CO.ID - Kita sering mendengar banyak orang berkata, mereka miskin karena malas. Yang dimaksud dari kalimat itu sebenarnya adalah dibutuhkan kerja keras untuk menjadi kaya.  

Namun, menurut Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, dalam blognya RichDad.com, anggapan tersebut hanya sebagian saja yang benar. 

"Memang dibutuhkan kerja keras untuk menjadi kaya, namun dibutuhkan juga kecerdasan finansial dan pola pikir berkembang," lanjutnya. 


Menurut Kiyosaki, hal pertama yang perlu kita definisikan adalah apa yang saya maksud dengan kemalasan. Kebanyakan orang menyamakan kemalasan dengan menghindari pekerjaan. 

"Masalah dengan definisi ini adalah banyak orang yang bekerja keras juga merupakan orang paling malas yang saya kenal," jelasnya.

Dia lantas menjelaskan, Kiyosaki banyak bertemu dengan orang-orang yang terlalu malas untuk mengurus uang, kesehatan, keluarga, atau mendapatkan pendidikan finansial. 

Mereka bekerja keras, tapi itu sebenarnya cara untuk tetap sibuk agar tidak harus menghadapi hal-hal yang lebih penting. Mereka malas. Tidak ada yang harus memberi tahu mereka. Jauh di lubuk hati mereka tahu, dan jika Anda mengungkitnya, mereka akan kesal.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Bocorkan Cara Menghadapi Turbulensi Keuangan, Yuk Simak!

"Dan jika mereka tidak sibuk dengan pekerjaan, mereka bekerja keras menonton TV, memancing, bermain golf, atau berbelanja. Mereka tetap sibuk untuk menghindari hal-hal penting dalam hidup," paparnya.

Kiyosaki melanjutkan, menjalani kehidupan yang utuh dan sukses secara finansial berarti Anda tidak hanya harus bekerja keras tetapi Anda juga harus bekerja keras untuk hal-hal yang benar. 

Cara mengatasi rasa malas

#1. Mulai bermimpi lagi

Kiyosaki membeberkan, ada dua tipe orang di dunia ini: 

- Mereka yang memiliki pola pikir tetap

"Pola pikir tetap melihat keadaan dan mengatakan tidak, itu tidak bisa dilakukan, atau saya tidak mungkin menjadi seperti orang itu. Pola pikir tetap mengunci Anda pada apa adanya, bukan berfokus pada apa yang mungkin terjadi," urainya.   - Mereka yang memiliki pola pikir berkembang

Sementara, pola pikir berkembang terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Terbuka terhadap apa yang dikatakan dan diajarkan orang lain. Ia terus berupaya untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Ini adalah cara hidup yang menyenangkan.

Baca Juga: Inilah Keterampilan Penting untuk Menjadi Kaya Raya Menurut Robert Kiyosaki

"Seringkali, saya menemukan bahwa mereka yang malas sebenarnya menderita masalah pola pikir tetap. Karena mereka tidak dapat membayangkan masa depan yang berbeda dari kenyataan, mereka menutup diri. Mereka tidak dapat membayangkan berada dalam kondisi prima dan lari maraton, sehingga mereka berhenti berlari sama sekali. Mereka tidak bisa membayangkan menjadi kaya sehingga tidak belajar tentang uang," kata Kiyosaki.

Jadi kunci pertama untuk mengatasi rasa malas adalah dengan mulai bermimpi lagi.

​ #2. Atasi kemalasan dengan menghasilkan keuntungan kecil

Setelah Anda memiliki gambaran tentang masa depan ideal yang Anda inginkan, sering kali menjadi tantangan untuk terus maju jika Anda membandingkan masa kini dengan masa depan yang jauh.

Cara terbaik untuk mengatasi kemalasan adalah dengan memperoleh keuntungan kecil dan bertahap setiap hari. 

Jangan menetapkan tujuan untuk menjadi seorang jenius finansial. Tetapkan tujuan untuk membaca satu buku keuangan sebulan. Setelah Anda melakukannya, bagilah menjadi dua.

"Pola pikir berkembang adalah pola pikir yang terus meningkat dari hari ke hari. Tidak ada yang lebih menghentikan pola pikir berkembang dan mengarah pada kemalasan daripada menggigit lebih dari yang bisa Anda kunyah," urainya.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Bilang Orang Kaya Bekerja Bukan untuk Uang, Lalu untuk Apa?

#3. Jangan terlalu serakah

"Terakhir, peringatan. Terlalu banyak keserakahan, seperti halnya segala sesuatu yang berlebihan, tidaklah baik. Rich Dad mengatakannya secara berbeda, 'Rasa bersalah lebih buruk daripada keserakahan. Rasa bersalah merampas jiwa tubuh'," urainya.

Jangan merasa bersalah karena menginginkan kehidupan yang lebih baik dan bekerja keras untuk mencapainya, tetapi juga jangan merasa bersalah karena mengorbankan hal-hal terpenting dalam hidup, keluarga, kesehatan, dan integritas Anda, untuk mencapainya. 

Karena pada akhirnya, uang hanya penting jika Anda bisa menikmatinya bersama orang yang Anda cintai dan dengan hati nurani yang bersih.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie