Robin Li sempat jatuh bangun untuk mengembalikan citra Baidu yang hancur lebur akibat perbuatannya. Sebab, ia menerima tawaran dari Sanlu Group, produsen susu yang mengandung melamin, agar menyaring situs-situs yang dapat merugikan perusahaan ini. Ia juga banyak menerima iklan kesehatan dari dokter gadungan, rumah sakit fiktif, dan apotek tidak terdaftar. Tapi, sistem baru yang diadopsi Baidu secara kualitas menempatkannya sejajar dengan Google. Sukses Robin Li membangun kerajaan bisnis Baidu bukan tanpa batu sandungan. Ia sempat dituding menjalankan bisnis tanpa etika. Salah satu tuduhannya sangat serius. Dia disebut sebagai komandan dari pembajakan besar-besaran di China. Maklum, awal berdiri, Baidu memang menawarkan situs-situs yang langsung membuat pengguna dapat mengunduh semua lagu dari band atau penyanyi mana pun. Lihat saja, pada tahun hajatan penawaran saham perdana alias IPO di 2005, sebanyak 25% lalu lintas di Baidu adalah mengunduh lagu-lagu. Namun, setelah kalah di pengadilan melawan raksasa musik EMI di tahun yang sama, Baidu mengurangi link ke situs-situs MP3. Alhasil, pada 2009, Robin mengklaim angka pengunduh tinggal 5%.
Robin Li: Terganjal banyak skandal perusak citra Baidu (4)
Robin Li sempat jatuh bangun untuk mengembalikan citra Baidu yang hancur lebur akibat perbuatannya. Sebab, ia menerima tawaran dari Sanlu Group, produsen susu yang mengandung melamin, agar menyaring situs-situs yang dapat merugikan perusahaan ini. Ia juga banyak menerima iklan kesehatan dari dokter gadungan, rumah sakit fiktif, dan apotek tidak terdaftar. Tapi, sistem baru yang diadopsi Baidu secara kualitas menempatkannya sejajar dengan Google. Sukses Robin Li membangun kerajaan bisnis Baidu bukan tanpa batu sandungan. Ia sempat dituding menjalankan bisnis tanpa etika. Salah satu tuduhannya sangat serius. Dia disebut sebagai komandan dari pembajakan besar-besaran di China. Maklum, awal berdiri, Baidu memang menawarkan situs-situs yang langsung membuat pengguna dapat mengunduh semua lagu dari band atau penyanyi mana pun. Lihat saja, pada tahun hajatan penawaran saham perdana alias IPO di 2005, sebanyak 25% lalu lintas di Baidu adalah mengunduh lagu-lagu. Namun, setelah kalah di pengadilan melawan raksasa musik EMI di tahun yang sama, Baidu mengurangi link ke situs-situs MP3. Alhasil, pada 2009, Robin mengklaim angka pengunduh tinggal 5%.