Roda Bisnis Transportasi Berputar Makin Kencang



JAKARTA. Bisnis transportasi serta pengangkutan penumpang dan barang mulai kembali bergairah. Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengguna jasa angkutan penumpang dan barang selama Juli meningkat.

Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri Juli lalu mencapai 542.400 orang, naik 12,45% ketimbang bulan sebelumnya. “Tapi angka penumpang Januari sampai Juli 2009 masih turun 7,15% dibandingkan tahun lalu,” kata Rusman Heriawan, Kepala Biro Pusat Statistik, kemarin (1/9).

Peningkatan jumlah penumpang paling besar terjadi di pelabuhan Tanjung Priok, yang mencatat peningkatan penumpang hingga 76,44%. Sementara pelabuhan Belawan mencatatkan penurunan penumpang 4,22%. Jumlah barang yang diangkut selama Juli juga mencapai 13,3 juta ton. Jadi, ada kenaikan sekitar 4,08% dari Juni.


Di sektor angkutan udara, kenaikan jumlah penumpang dalam negeri mencapai 8,61% menjadi 3,3 juta orang. Sementara jumlah penumpang tujuan luar negeri naik 1,61% jadi 714.300 orang.

Sedang jika dihitung sejak awal tahun, jumlah penumpang internasional mencapai 4,3 juta orang, naik 5,94% dari periode yang sama tahun sebelumnya. “Di Januari-Juli 2009 penumpang domestik mencapai 19,8 juta orang, naik 5,23%,” tutur Rusman.

Jumlah penumpang kereta api juga mengalami kenaikan. Data BPS menunjukkan jumlah penumpang kereta api di Juli mencapai 18,4 juta orang, naik 1,34% ketimbang Juni. Sementara jumlah barang yang diangkut mencapai 1,7 juta ton, naik 3,59%.

Selama Januari-Juli 2009, jumlah penumpang kereta api mencapai 120,1 juta orang, naik 6,80% dari tahun 2008. Tapi, jumlah barang yang diangkut turun 2,34% menjadi 11 juta ton.

Para pelaku bisnis transportasi mengakui, sepanjang 2009 ini bisnis pengangkutan menunjukkan tren pertumbuhan. "Saya lihat trennya cukup bagus," tutur Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.

Menurut Edward, pertumbuhan tersebut merupakan dampak dari stabilnya kondisi ekonomi dan lingkungan investasi yang membaik. Dalam kondisi ini, permintaan jasa angkutan juga tetap tumbuh.

Apalagi, tidak seperti di negara lain, Indonesia tidak terlalu merasakan dampak krisis ekonomi global. Alhasil, tidak seperti industri transportasi di banyak negara yang kehilangan penumpang, industri transportasi di Indonesia tetap bisa bertahan.

Edward menilai tingginya kunjungan turis asing juga mempengaruhi bergairahnya industri transportasi. Soalnya, turis asing sering melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi yang lain di Indonesia.

Firmansyah Rahim, Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) mendukung pernyataan Edward. "Pengguna jasa transportasi memang akan makin meningkat dengan semakin bertambahnya daerah tujuan wisata di Indonesia," terang Firmansyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan