Rodrigo Duterte siapkan anak perempuannya menjadi presiden Filipina berikutnya?



KONTAN.CO.ID - MANILA. Sosok putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte yakni Sara Duterte perlahan menjadi sorotan. Bahkan ia dinilai sedang dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya menjadi pemimpin Filipina.

Dilansir dari South China Morning Post, Sara kini adalah wali kota Davao. Beberapa waktu lalu, Sara telah menjadi berita utama di berbagai media karena watak keras seperti yang dimiliki sang ayah.  

Dalam sebuah insiden, ia marah-marah setelah permintaannya untuk menunda pembongkaran gubuk ilegal diabaikan dan bahkan memicu kerusuhan. Seorang sheriff kota tersebut menjadi korbannya dengan menerima tiga pukulan dari Sara di depan kamera televisi.


Meski meminta putrinya itu untuk meminta maaf, namun di sisi lain Rodrigo juga memuji Sara yang disebutnya telah melindungi orang-orang miskin.

Pujian Duterte atas putrinya makin tinggi ketika pada tahun 2017, ia mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya tidak bisa menemukan kandidat lain yang lebih baik daripada Sara untuk menjadi presiden berikutnya.

Pernyataan itu memicu spekulasi Sara akan menggantikannya sebagai presiden, meskipun ia kemudian menepis hal itu.

Meski begitu, sebuah komentar dari juru bicara kepresidenan Salvador Panelo pada Februari lalu membuat rumor tersebut tetap hidup. "Saya tidak akan terkejut jika Sara menjadi presiden negara ini setelah ayahnya. Dia sangat kompeten, pintar, dan galak ,” kata Panelo.

Sara pertama kali masuk ke dunia politik pada tahun 2007 lalu dengan berpasangan dengan ayahnya dalam pencalonan walikota-wakil walikota Davao. Ketika Duterte mencapai batas masa jabatannya pada tahun 2010, mereka bertukar tempat. 

Analis politik Ramon Casiple mengatakan di antara tiga anak Rodrigo, Sara adalah yang paling dekat dan sangat mendukung ayahnya. Tetapi Casiple menyebut bahwa keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda.

“Sara memiliki sejarah yang berbeda dari ayahnya. Dia berasal dari LSM. Komunitas LSM lokal Davao mendukungnya. Banyak hukum progresif, seperti peraturan tentang hak-hak perempuan didorong oleh Sara Duterte,” kata Casiple.

Editor: Tendi Mahadi