Wajanbolik makin banyak peminatnya seiring booming penggunaan internet serta penyediaan Wi-Fi. Penguat sinyal internet nirkabel ini mampu menangkap sinyal berjarak 2 kilometer. Walau bukan produk baru, bermodal kreativitas, Rofiq M Siregar berhasil mengembangkan pelbagai varian baru parabola wajan penerima sinyal internet.Wajanbolik atawa parabola yang terbuat dari wajan penggorengan mungkin bukan produk baru. Tapi, alat yang dipakai sebagai penguat sinyal radio dan Wi-Fi ini ternyata masih banyak digandrungi masyarakat. Terlebih, booming internet yang terjadi saat ini. Rofiq M. Siregar asal Yogyakarta adalah salah satu orang yang sampai saat ini masih setia memproduksi wajanbolik. Dalam satu bulan, ia bisa menjual wajanbolik rata-rata 50 unit. Dari penjualan itu, dia mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per bulan.Wajanbolik menjadi pendapatan tambahan bagi Rofiq. Sebab, dia juga menjual dan memasang bermacam produk teknologi informasi (IT), seperti LAN dan kamera CCTV.Jika ditotal-total, penghasilan dari seluruh usahanya mencapai Rp 200 juta per bulan. "Mayoritas pembeli wajanbolik buatan saya dari luar Yogyakarta, seperti Aceh dan Papua," katanya.Memulai usaha tahun 2007, Rofiq yang lahir di Medan adalah lulusan Institut Sains dan Teknologi atau IST Akprind Yogyakarta Jurusan Manajemen Informatika dan Teknik Komputer. Ia juga menyabet master Ilmu Komputer UGM.Dari semua ilmu yang diperolehnya itu, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan perangkat lunak sekaligus membuka usaha Internet Service Provider (ISP) di Kota Gudeg itu. Usaha ISP yang ia mulai pertengahan 2005 lalu mengenalkan Rofiq pada pembuatan wajanbolik. Dorongan semakin besar setelah dia mengetahui produk ini bisa membantu bisnis ISP-nya. "Konsumen kami tidak perlu membeli perangkat receiver yang mahal lagi," ujar Rofiq. Ia mendapatkan ilmu pembuatan wajanbolik setelah mengikuti workshop pembuatan wajanbolik.Pertama kali melihat wajanbolik, dia sangsi produk ini akan laku. Bentuknya yang aneh sempat membuatnya mengurungkan niat untuk memproduksinya secara massal. "Emang ada yang mau beli," ujarnya.Namun, kekhawatirannya itu sirna setelah melihat siaran televisi yang mengupas pembuatan wajanbolik. "Perajin wajanbolik di Jakarta ternyata sukses karena pembelinya banyak," katanya. Sejak memproduksi wajanbolik hingga kini, Rofiq telah berhasil menjual sekitar 2.500 produk tersebut. Pembeli produk penguat sinyal ini, selain datang dari pelanggan personal, juga datang dari pemilik warung internet (warnet), pengusaha ISP, instansi swasta dan pemerintah serta hotel. "Kebanyakan memang dari personal," ujar Rofiq. Ia mengatakan, dengan harga yang murah, serta pemasangan dan perbaikan yang mudah, wajanbolik menjadi pilihan untuk pengguna internet yang mau mendapat koneksi secara gratis. Jika dibandingkan dengan produk pabrikan dengan spesifikasi yang kurang lebih sama, harga wajanbolik bisa lebih murah hingga separuhnya. Jika produk pabrikan berharga Rp 600.000 per unit, wajanbolik hanya Rp 272.000 per unit. "Bisa hemat sampai 200%," jelas Rofiq.Agar pembeli makin banyak, ia mengembangkan wajanbolik lebih dari 15 jenis dalam dua paket, yakni USB Wi-Fi dan access point. Harga wajanbolik tergantung spesifikasi kemampuan dan bahan baku yang dipakai. Dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat, seperti wajan aluminium, pipa PVC, dop pipa PVC, aluminium foil, lem bakar, kabel, reflektor aluminium, mur, dan baut, produk ini efektif untuk mendapatkan sinyal wireless dengan jarak hingga dua kilometer dari BTS ISP. Namun, kuat lemahnya sinyal yang diperoleh tergantung dari halangan dan tingkat interferensi di sekitarnya. Karena itu, jika ada free hotspot di sekitar jarak tersebut, hanya dengan mengarahkan wajanbolik sudah bisa internetan gratis. Tapi, "Saat ini, kompetitor cukup banyak, jadi pelayanan harus yang utama," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rofiq mengembangkan belasan jenis Wajanbolik murah
Wajanbolik makin banyak peminatnya seiring booming penggunaan internet serta penyediaan Wi-Fi. Penguat sinyal internet nirkabel ini mampu menangkap sinyal berjarak 2 kilometer. Walau bukan produk baru, bermodal kreativitas, Rofiq M Siregar berhasil mengembangkan pelbagai varian baru parabola wajan penerima sinyal internet.Wajanbolik atawa parabola yang terbuat dari wajan penggorengan mungkin bukan produk baru. Tapi, alat yang dipakai sebagai penguat sinyal radio dan Wi-Fi ini ternyata masih banyak digandrungi masyarakat. Terlebih, booming internet yang terjadi saat ini. Rofiq M. Siregar asal Yogyakarta adalah salah satu orang yang sampai saat ini masih setia memproduksi wajanbolik. Dalam satu bulan, ia bisa menjual wajanbolik rata-rata 50 unit. Dari penjualan itu, dia mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per bulan.Wajanbolik menjadi pendapatan tambahan bagi Rofiq. Sebab, dia juga menjual dan memasang bermacam produk teknologi informasi (IT), seperti LAN dan kamera CCTV.Jika ditotal-total, penghasilan dari seluruh usahanya mencapai Rp 200 juta per bulan. "Mayoritas pembeli wajanbolik buatan saya dari luar Yogyakarta, seperti Aceh dan Papua," katanya.Memulai usaha tahun 2007, Rofiq yang lahir di Medan adalah lulusan Institut Sains dan Teknologi atau IST Akprind Yogyakarta Jurusan Manajemen Informatika dan Teknik Komputer. Ia juga menyabet master Ilmu Komputer UGM.Dari semua ilmu yang diperolehnya itu, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan perangkat lunak sekaligus membuka usaha Internet Service Provider (ISP) di Kota Gudeg itu. Usaha ISP yang ia mulai pertengahan 2005 lalu mengenalkan Rofiq pada pembuatan wajanbolik. Dorongan semakin besar setelah dia mengetahui produk ini bisa membantu bisnis ISP-nya. "Konsumen kami tidak perlu membeli perangkat receiver yang mahal lagi," ujar Rofiq. Ia mendapatkan ilmu pembuatan wajanbolik setelah mengikuti workshop pembuatan wajanbolik.Pertama kali melihat wajanbolik, dia sangsi produk ini akan laku. Bentuknya yang aneh sempat membuatnya mengurungkan niat untuk memproduksinya secara massal. "Emang ada yang mau beli," ujarnya.Namun, kekhawatirannya itu sirna setelah melihat siaran televisi yang mengupas pembuatan wajanbolik. "Perajin wajanbolik di Jakarta ternyata sukses karena pembelinya banyak," katanya. Sejak memproduksi wajanbolik hingga kini, Rofiq telah berhasil menjual sekitar 2.500 produk tersebut. Pembeli produk penguat sinyal ini, selain datang dari pelanggan personal, juga datang dari pemilik warung internet (warnet), pengusaha ISP, instansi swasta dan pemerintah serta hotel. "Kebanyakan memang dari personal," ujar Rofiq. Ia mengatakan, dengan harga yang murah, serta pemasangan dan perbaikan yang mudah, wajanbolik menjadi pilihan untuk pengguna internet yang mau mendapat koneksi secara gratis. Jika dibandingkan dengan produk pabrikan dengan spesifikasi yang kurang lebih sama, harga wajanbolik bisa lebih murah hingga separuhnya. Jika produk pabrikan berharga Rp 600.000 per unit, wajanbolik hanya Rp 272.000 per unit. "Bisa hemat sampai 200%," jelas Rofiq.Agar pembeli makin banyak, ia mengembangkan wajanbolik lebih dari 15 jenis dalam dua paket, yakni USB Wi-Fi dan access point. Harga wajanbolik tergantung spesifikasi kemampuan dan bahan baku yang dipakai. Dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat, seperti wajan aluminium, pipa PVC, dop pipa PVC, aluminium foil, lem bakar, kabel, reflektor aluminium, mur, dan baut, produk ini efektif untuk mendapatkan sinyal wireless dengan jarak hingga dua kilometer dari BTS ISP. Namun, kuat lemahnya sinyal yang diperoleh tergantung dari halangan dan tingkat interferensi di sekitarnya. Karena itu, jika ada free hotspot di sekitar jarak tersebut, hanya dengan mengarahkan wajanbolik sudah bisa internetan gratis. Tapi, "Saat ini, kompetitor cukup banyak, jadi pelayanan harus yang utama," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News