KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/BEIRUT. Roket Hezbollah menghantam Haifa, kota terbesar ketiga di Israel, pada Senin (710) pagi. Saat Israel tampaknya bersiap memperluas serangan darat ke Lebanon selatan pada peringatan satu tahun perang Gaza, yang kini telah menyebarkan konflik ke seluruh Timur Tengah. Hezbollah, yang didukung Iran dan merupakan sekutu kelompok militan Palestina Hamas yang tengah berperang dengan Israel di Gaza, mengklaim telah menyerang pangkalan militer di selatan Haifa dengan misil Fadi 1.
Baca Juga: Setahun Serangan Hamas, Netanyahu: Konfrontasi dengan Iran Peluang Pulihkan Citra Kelompok itu juga meluncurkan serangan lain ke Tiberias, 65 km dari Haifa. Konflik yang semakin memanas ini telah memicu kekhawatiran bahwa Amerika Serikat, sekutu utama Israel dan Iran akan terseret ke dalam perang yang lebih luas di kawasan Timur Tengah yang kaya akan minyak. Polisi Israel mengonfirmasi bahwa roket telah menghantam Haifa, yang juga merupakan pelabuhan utama, dan media lokal melaporkan bahwa 10 orang terluka akibat serangan tersebut. Pernyataan militer Israel menyebutkan lima roket diluncurkan dari Lebanon menuju Haifa, dan sistem pertahanan udara berhasil menembakkan pencegat. "Proyektil yang jatuh telah teridentifikasi di area tersebut. Insiden ini sedang ditinjau lebih lanjut," demikian pernyataan militer Israel. Selain itu, 15 roket lainnya diluncurkan ke arah Tiberias di wilayah Galilea utara Israel, beberapa di antaranya berhasil ditembak jatuh.
Baca Juga: Konflik Iran dan Israel Terus Memanas, Cadangan Devisa RI Berpotensi Terus Berkurang Media Israel melaporkan bahwa lima roket lainnya menghantam area Tiberias. Polisi Israel mengatakan beberapa bangunan dan properti mengalami kerusakan, serta ada laporan mengenai luka-luka ringan, di mana beberapa orang dibawa ke rumah sakit terdekat. Selain serangan roket, Israel juga berhasil mencegat dua drone yang diluncurkan pada Senin pagi dari arah timur setelah sirene berbunyi di daerah Rishon Lezion dan Palmachim di pusat Israel, menurut pernyataan militer. Serangan tersebut terjadi pada peringatan satu tahun serangan lintas perbatasan oleh militan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu perang di Gaza. Sementara itu, Hamas menargetkan ibu kota komersial Israel, Tel Aviv, dengan salvo misil, memicu sirene peringatan di berbagai daerah di pusat negara tersebut. Serangan demi serangan ini menambah kepercayaan warga Israel pada kemampuan militer dan intelijen mereka, setelah beberapa minggu serangan udara Israel yang berhasil merusak struktur komando Hezbollah di Lebanon. Di Beirut, pinggiran kota yang padat penduduk kembali dihantam serangan udara semalam saat Israel memperluas kampanye udara di wilayah yang menjadi markas Hezbollah. Serangan udara Israel telah menyebabkan lebih dari 1,2 juta orang terlantar di Lebanon dan meningkatnya kampanye pemboman membuat banyak orang khawatir bahwa Lebanon akan menghadapi kehancuran besar-besaran seperti yang terjadi di Gaza.
Baca Juga: Israel Memperingati Satu Tahun Serangan Hamas pada 7 Oktober Konflik Israel-Hezbollah Meluas Hezbollah mulai meluncurkan roket ke Israel pada 8 Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas. Setelah setahun bertukar serangan dengan Israel yang sebagian besar terbatas di wilayah perbatasan, konflik ini kini semakin meluas di Lebanon. Israel telah melakukan serangan darat ke Lebanon selatan, yang diklaim Hezbollah berhasil dipukul mundur.
Sementara itu, warga Israel memperingati satu tahun serangan Hamas dengan upacara dan protes pada hari Senin, termasuk acara peringatan untuk para korban Festival Musik Nova di mana militan membunuh 364 orang dan menculik 44 peserta dan staf festival.
Baca Juga: Israel Serang 40.000 Target Hamas di Gaza dalam Satu Tahun Perang Serangan Hamas pada tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan menyebabkan Israel melancarkan serangan balasan besar-besaran ke Gaza yang telah menewaskan hampir 42.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Perang di Gaza ini telah memicu konflik multi-front di Timur Tengah, melibatkan Iran dan sekutunya, termasuk Hezbollah, serta milisi-milisi di Yaman dan Irak.
Editor: Yudho Winarto