Roket menghantam pangkalan koalisi AS di Baghdad, tidak ada korban jiwa



KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Roket menghantam markas besar pasukan koalisi militer pimpinan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (16/2) pagi. Jurubicara koalisi mengatakan, tidak ada korban dalam serangan terbaru yang menargetkan fasilitas-fasilitas AS di Irak ini.

Hingga Minggu sore belum ada klaim atas serangan itu. AS menyalahkan kelompok-kelompok paramiliter yang didukung Iran karena semakin sering meroket dan menembaki pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan daerah di sekitar Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Serangan bulan lalu menghantam kompleks Kedutaan Besar AS. Serangan roket di pangkalan militer di utara pada bulan Desember menewaskan seorang kontraktor sipil AS.


Ketegangan antara Iran dan pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebagian besar terjadi di tanah Irak dalam beberapa bulan terakhir. AS membunuh komandan tinggi Iran Qassem Soleimani dan kepala paramiliter Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad bulan lalu.

Baca Juga: Waduh, lebih dari 100 tentara AS didiagnosis cedera otak akibat serangan Iran

Setelah serangan, wilayah ini bersiap-siap untuk konflik skala penuh. Iran meluncurkan serangan rudal pertamanya pada dua pangkalan yang menampung pasukan AS sebagai tanggapan.

Menurut jurubicara koalisi lewat Twitter, serangan hari Minggu ini terjadi sebelum fajar. Serangan dilakukan dengan roket kecil dan tidak menimbulkan korban. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Sebuah pernyataan militer Irak mengatakan tiga roket Katyusha telah menghantam Green Zone berbenteng yang menampung Kedutaan Besar AS, misi asing, dan bangunan pemerintah Irak. Roket keempat menghantam pangkalan logistik kelompok paramiliter Irak.

Irak, yang terjebak di antara dua sekutunya, Washington dan Teheran, juga menghadapi krisis domestik yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika berbulan-bulan kerusuhan anti-pemerintah berlanjut. Para pengunjuk rasa, yang jumlahnya berkurang dari ratusan ribu yang turun ke jalan pada Oktober. Demonstran ini masih menuntut perombakan sistem politik Irak dan elit penguasa yang mereka katakan korup.

Baca Juga: Rudal Katyusha serang pangkalan militer AS di Irak 40 hari setelah Soleimani tewas

Perdana Menteri Mohammed Tawfiq Allawi mengatakan bahwa pembentukan pemerintahan baru akan berlangsung dalam pekan mendatang.

Dia mengatakan, penunjukannya akan terdiri dari menteri-menteri independen yang bebas dari pengaruh partai, termasuk kelompok-kelompok Syiah yang didukung Iran, yang telah mengendalikan pos-pos kabinet dan lembaga-lembaga negara sejak penggulingan Saddam Hussein yang dipimpin AS pada tahun 2003.

Editor: Wahyu T.Rahmawati