JAKARTA. PT Sucofindo, salah satu perusahaan audit dan verifikasi, mengalokasikan belanja modal Rp 97,5 miliar untuk meningkatkan fasilitas laboratorium tahun ini. Alokasi belanja modal ini naik ketimbang belanja modal tahun lalu sebesar Rp 65,7 miliar. Belanja modal ini fokus untuk pengembangan 45 unit laboratorium PT Sucofindo yang tersebar di banyak daerah. “Kami akan mengganti peralatan operasional yang sudah usang. Sehingga peralatan kami bisa tetap membantu petugas di lapangan untuk kegiatan inspeksi dan verifikasi,” Arief Safari, Presiden Direktur Sucofindo, saat di hubungi KONTAN, Senin (19/3) Arief menyebutkan, unit laboratorium yang dimiliki Sucofindo tersebut, bisa digunakan untuk aneka keperluan uji komoditas. Untuk wilayah Kalimantan misalnya, disana ada laboratorium uji untuk komoditas tambang. Sementara di Sumatera, yang lebih banyak untuk sektor agribisnis, tambang, kehutanan juga memiliki laboratorium yang berkaitan dengan agribisnis, tambang dan kehutanan. “Sementara Sulawesi, lebih banyak laboratorium untuk uji tambang dan agribisnis,” kata Arief. Sementara itu, di daerah di pulau Jawa, lebih banyak sektor manufacturing yang menggunakan peralatan laboratorium uji. Selain meremajakan laboratorium, Sucofindo juga akan mengembangkan proyek lain, seperti masalah audit energy, eco framework, dan juga program PKDN (penggunaan komponen dalam negeri). PKDN terkait dengan kampanye Cinta 100 Persen Produk Dalam Negeri dari Kementerian Perdagangan.
Rombak laboratorium, Sucofindo anggarkan Rp 97,5 M
JAKARTA. PT Sucofindo, salah satu perusahaan audit dan verifikasi, mengalokasikan belanja modal Rp 97,5 miliar untuk meningkatkan fasilitas laboratorium tahun ini. Alokasi belanja modal ini naik ketimbang belanja modal tahun lalu sebesar Rp 65,7 miliar. Belanja modal ini fokus untuk pengembangan 45 unit laboratorium PT Sucofindo yang tersebar di banyak daerah. “Kami akan mengganti peralatan operasional yang sudah usang. Sehingga peralatan kami bisa tetap membantu petugas di lapangan untuk kegiatan inspeksi dan verifikasi,” Arief Safari, Presiden Direktur Sucofindo, saat di hubungi KONTAN, Senin (19/3) Arief menyebutkan, unit laboratorium yang dimiliki Sucofindo tersebut, bisa digunakan untuk aneka keperluan uji komoditas. Untuk wilayah Kalimantan misalnya, disana ada laboratorium uji untuk komoditas tambang. Sementara di Sumatera, yang lebih banyak untuk sektor agribisnis, tambang, kehutanan juga memiliki laboratorium yang berkaitan dengan agribisnis, tambang dan kehutanan. “Sementara Sulawesi, lebih banyak laboratorium untuk uji tambang dan agribisnis,” kata Arief. Sementara itu, di daerah di pulau Jawa, lebih banyak sektor manufacturing yang menggunakan peralatan laboratorium uji. Selain meremajakan laboratorium, Sucofindo juga akan mengembangkan proyek lain, seperti masalah audit energy, eco framework, dan juga program PKDN (penggunaan komponen dalam negeri). PKDN terkait dengan kampanye Cinta 100 Persen Produk Dalam Negeri dari Kementerian Perdagangan.