KONTAN.CO.ID - Sejumlah emiten akan menggalang dana besar lewat skema
rights issue. Setelah aksi
rights issue PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) rampung, emiten lain tak ketinggalan mengantre di belakang. Apakah aksi
rights issue emiten-emiten berikutnya menarik? PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang akan menambah modal dengan
rights issue. SILO akan menerbitkan 325,2 juta saham baru atau setara dengan 20% modal ditempatkan dan disetor penuh. Aksi ini tak terlepas dari langkah ekspansif perusahaan untuk meluaskan jangkauan rumahsakit. Untuk ekspansi jangka panjang. SILO mematok harga
rights issue Rp 9.500 per saham. SILO berpotensi mengantongi dana
rights issue sebesar Rp 3,09 triliun.
Harga per saham ini lebih rendah dari harga saham SILO sekarang. Pada perdagangan Kamis (7/9), saham SILO bertengger pada level Rp 10.700. "SILO diskonnya sudah cukup besar," terang Wijen Ponthus, Analis Royal Investium Sekuritas kepada KONTAN. Wijen menyatakan, bisnis rumahsakit memang menjanjikan untuk jangka panjang. Oleh karena itu, dia menilai peminat
rights issue SILO nanti akan berpotensi tinggi. Saat ini, emiten yang bernaung dibawah Grup Lippo sedang memerlukan modal tambahan. Dana rights issue SILO akan digunakan untuk membangun rumahsakit baru. "Jika memang
rights issue digunakan untuk investasi, harga eksekusi harusnya terdiskon terhadap harga sekarang. Yang perlu diperhatikan adalah harga eksekusi dari
rights issue sendiri," tambah Wijen. PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) juga akan menggelar
rights issue. Pada Oktober nanti, MMLP akan melepas saham baru maksimal 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor. Emiten properti ini akan melepas 3,08 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Catatan saja, saham MMLP pada Kamis (7/9) berada pada level 585. MMLP menyatakan saat ini sudah ada investor, baik lokal maupun asing yang potensial. Investor ini akan menyerap saham yang tidak diambil oleh pemegang publik. Nantinya, MMLP akan mengembangkan bisnis pergudangan yang mereka jalankan. "Bila untuk akuisisi lahan akan bagus, apalagi kalau di daerah industri. Saat ini masih prospektif," ujar Wijen. Selain itu, ada pula PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) yang juga akan menambah modal lewat skema
rights issue. Emiten ini akan melepas 700 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Kamis (7/9), saham IMJS bertengger pada level Rp 276. Bukan hanya sebagai mekanisme menambah modal, penambahan saham juga dilakukan untuk memenuhi aturan
free float minimal 7,5%. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) misalnya, emiten tambang ini akan menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau
non-preemptive rights issue.
GEMS akan menerbitkan maksimal 588,2 juta saham baru atau 10% dari modal disetor. Harga pelaksanaan
non-preemptive rights issue Rp 2.900 per saham. Sehingga, GEMS akan meraup dana segar senilai Rp 1,7 triliun. Liyanto Sudarso Investment Analyst MNC Asset Manajemen juga menyatakan bila emiten SILO lebih menarik. Hal itu lantaran, maksud dan tujuan penggunaan dana
rights issue tersebut untuk ekspansi pembangunan rumahsakit. Dia menyatakan, bisnis rumahsakit sedang naik daun. "Iya memang, MIKA saja juga mau ekspansi untuk akusisi rumahsakit untuk melayani pasien BPJS. Sedangkan SILO sudah fokus di sana," imbuh Liyanto. Wijen merekomendasikan
buy saham SILO dengan target harga Rp 12.000. Sedangkan Liyanto merekomendasikan
buy saham SILO dengan target harga Rp 12.500. "Secara teknikal ada upside ke level Rp 12.500 karena harga sahamnya lagi
sideways sekarang," imbuh Liyanto Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati