Rosan Roeslani: BPI Danantara Terbuka untuk Pendanaan Proyek Hilirisasi



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani menyampaikan bahwa pihaknya bakal menganalisa terkait masukan-masukan proyek yang bakal didanai.

Hal tersebut diungkapnya saat menanggapi usulan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kepada Presiden Prabowo Subianto yang menyasar pada 21 proyek hilirisasi.

Baca Juga: Semua BUMN Akan Masuk Danantara, CELIOS Ingatkan Ini


“Kita terbuka untuk semua dari seluruh Kementerian, seluruh Badan atau siapapun yang mempunyai program, projek yang diberikan kepada kami, tentunya kami akan analisa secara baik, secara benar,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri acara Pengukuhan Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jumat (14/3).

Rosan menjelaskan, Danantara memiliki kriteria maupun parameter sebelum melakukan penanaman modal alias investasi pada sebuah proyek.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa pihaknya terbuka atas semua masukan proyek.

“Jadi kita terbuka atas semua masukan, tapi tentu sesuai arahan bapak Presiden harus lakukan ini dengan kehati-hatian secara transparan dan juga melakukan proses analisa, due diligence,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pihaknya membidik 21 proyek hilirisasi di tahap pertama dengan modal sebesar US$ 618 miliar di tahun 2025.

Baca Juga: Semua Masuk Danantara, Erick Thohir Beri Update Penyelamatan BUMN Sakit

"Pada tahap pertama hilirisasi yang ditargetkan kurang lebih sekitar US$618 miliar yang ditargetkan tahun 2025, yang tadi kami paparkan kurang lebih 21 proyek, pada tahap pertama yang total investasinya kurang lebih sekitar US$40 miliar,” katanya usai ratas di Istana Kepresidenan, Jakarta, (3/3).

Bahlil menyebut, rapat juga membahas nama-nama project investasi yang akan dilakukan. Pertama, membangun storage crude minyak menuju ketahanan energi nasional. Sebab, berdasarkan Perpres itu harus menambah 30 hari.

"Dan itu akan kita bangun salah satu alternatifnya di Pulau Nipa," ucap Bahlil.

Kedua, juga akan dibangun refinery yang insyaAllah kapasitasnya sekitar 500.000 barel. Bahlil bilang, ini menjadi salah satu refinery yang terbesar.

"Kita juga akan membangun DME berbahan baku batubara low kalori, sebagai substitusi daripada LPG. Ini kita akan lakukan agar betul-betul produknya bisa dipasarkan dalam negeri sebagai subtitusi impor," ungkapnya.

Selanjutnya: Tambang Mas Sangihe: Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Tak Ada Keterlibatan

Menarik Dibaca: Sinopsis Drakor Hyper Knife yang Jadi Drama Medis Terbaru Park Eun Bin di Disney+

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto