KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kabar bahwa Kepala Badan Pengelola Investasi Dana Anagata Indonesia (BPI Danantara) Muliaman Hadad bakal digantikan oleh Menteri Investasi/BKPM Rosan Roeslani mencuat ke publik. Menanggapi hal tersebut, Pengamat BUMN sekaligus Direktur NEXT Indonesia Center, Herry Gunawan mengatakan, adanya kabar terkait pergantian Kepala Danantara ini kemungkinan disebabkan oleh dua hal. “Pertama, Muliaman dianggap tidak tepat. Ini berarti Presiden Prabowo salah analisis sehingga melahirkan pilihan keliru saat menunjuk kepala badan Danantara yang setingkat menteri. Masukan yang diterima salah, tapi ditelan mentah-mentah,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (17/2).
Baca Juga: Prabowo Terbitkan Paket Stimulus Ekonomi untuk Dongkrak Daya Beli Masyarakat Kedua, lanjut Herry, pergantian itu terjadi akibat ada ambisi ingin menguasai Danantara. Dia berspekulasi adanya sponsor yang mendorong pengganti Muliaman. Misalnya saja Rosan, menurutnya, Presiden Prabowo harus mengambil sikap. Jangan sampai program dan target yang sudah dirancang seperti pertumbuhan ekonomi 8% yang salah satunya didorong lewat BUMN dan dikonsolidasikan dengan Danantara, justru menjadi korban karena adanya ambisi untuk menguasai. “Sebab saya tidak yakin, sekiranya memang ada pergantian, itu datang dari keinginan Presiden Prabowo. Kan dia yang memutuskan menunjuk Muliaman,” terangnya.