KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menetapkan 28 komoditas unggulan Indonesia  akan masuk dalam program hilirisasi. Potensi dari komoditas unggulan tersebut dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan pemerintah tengah fokus melakukan pengembangan hilirisasi di luar nikel, batu bara dan mineral lainnya. Ia mengatakan pemerintah akan menyasar sektor perkebunan dan kelautan. 

"Kami akan melakukan hilirisasi di ektor perkebunan, pertanian, dan kelautan karina kita semua lihat potensinya sangat besar untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi," ungkap Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024, di The Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (11/12). 

Bank Digital Ini Memberikan Bunga Deposito Tinggi Hingga 8,25% Per Tahun

Baca Juga: Airlangga Sebut Beberapa KEK di Tanah Air Masih Butuh Perbaikan

Rosan mengatakan ada 28 komiditas yang akan menjadi potensi dari hilirisasi. Dari keseluruhan komoditas tersebut akan memberikan dampak pada ekonomi Indonesia hingga tahun 2040. 

Menurutnya 28 komoditas unggulan tersebut akan memberikan potensi nilai  ekspor mencapai US$ 857,9 miliar, PDB US$ 235,9 miliar hingga penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,01 juta jiwa. 

"Selain itu dampak ekonominya hingga tahun 2040 adalah potensi investasi akan mencapai US$ 618,1 miliar," jelasnya.

Adapun 28 komoditas unggulan tersebut diantaranya pada ektor mineral dan batu bara terdiri dari batubara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal buton, pasir silika, mangan, kobalt dan logam tanah jarang.

Kemudian jug ada dari sektor minyak bumi dan gas. Lalu pada sekotor perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan terdiri dari kelapa sawit, kelapa, karet biofuel, kayu balok, getah pinus, udang ikan TCT, rajungan, rumput laut, garam, pala, coklat dan tilapia. 

Baca Juga: Prabowo Alokasikan Anggaran Rp 3,2 T untuk Pemeriksaan Kesehatan Gratis Tahun Depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News