JAKARTA. Rosatom mulai melirik pasar Asia Tenggara. Sebelumnya, perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir asal Rusia tersebut, telah melakukan pengerjaan proyek PLTN di 12 negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Timur. Dmitry Samokhin, Profesor dari Universitas Nasional Riset Nuklir Russia (MEPhI) sekaligus representatif Rosatom bilang, PLTN merupakan energi yang ramah lingkungan dan sangat efisien dibandingkan pembangkit tenaga listrik lain. Ilustrasinya, satu unit PLTN mampu menghemat 36% ongkos produksi. "Tahun 2012, produksi listrik dunia 40,2% berasal dari batubara, 22,4% dari gas, 16,5% dari hidro dan nuklir 10,8%," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/10). Untuk Indonesia, saat ini kajian mengenai PLTN masih terus digarap. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Kementerian ESDM membuat road ap untuk membangun PLTN. Nantinya bila ada peluang membangun PLTN, Rosatom mengaku siap untuk mengembangkan di Indonesia
Rosatom siap membangun PLTN di Indonesia
JAKARTA. Rosatom mulai melirik pasar Asia Tenggara. Sebelumnya, perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir asal Rusia tersebut, telah melakukan pengerjaan proyek PLTN di 12 negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Timur. Dmitry Samokhin, Profesor dari Universitas Nasional Riset Nuklir Russia (MEPhI) sekaligus representatif Rosatom bilang, PLTN merupakan energi yang ramah lingkungan dan sangat efisien dibandingkan pembangkit tenaga listrik lain. Ilustrasinya, satu unit PLTN mampu menghemat 36% ongkos produksi. "Tahun 2012, produksi listrik dunia 40,2% berasal dari batubara, 22,4% dari gas, 16,5% dari hidro dan nuklir 10,8%," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/10). Untuk Indonesia, saat ini kajian mengenai PLTN masih terus digarap. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Kementerian ESDM membuat road ap untuk membangun PLTN. Nantinya bila ada peluang membangun PLTN, Rosatom mengaku siap untuk mengembangkan di Indonesia