JAKARTA. Harga rotan naik akibat kurangnya pasokan bahan baku. Alhasil, perusahaan mebel mulai beralih ke bahan baku lainnya dan menaikkan harga furnitur.Direktur Modena Furnitur Muhammad Nasuha mengakui mulai mencari bahan baku lain akibat seretnya pasokan bahan baku kendati pemerintah sudah melarang ekspor rotan mentah. "Tetap saja bahan baku rotan berkurang dan harganya naik," kata Nasuha, Senin (12/3).Dia mengaku bahan baku pengganti rotan antara lain, pelepah pisang, kayu, alumunium dan rotan sintetis. Bila tahun lalu, pihaknya menggunakan rotan untuk 90% produksinya maka tahun ini mulai berkurang. Porsinya sebesar 50% rotan dan 50% bahan lainnya. Saat ini harga bahan baku rotan berada dikisaran Rp 21.000 per kilogram (kg) hingga Rp 22.000 per kg. Harga ini turun tipis 4,3%-8,7% dibandingkan saat awal diberlakukan pelarangan impor yang berada dikisaran Rp 23.000 per kg. "Padahal sebelum diberlakukan peraturan pelangan ekspor harga rotan hanya dikisaran Rp 16.000 per kg," terang Nasuha.Staf Produksi Ivena International Puji Subangun juga mengakui kesulitan mencari pasokan bahan baku rotan. Dia mengatakan, semenjak diberlakukan peraturan pelarangan ekspor rotan mentah suplai distribusi bahan baku menjadi molor. "Dulu pengirimannya tepat waktu tetapi sekarang jadi molor beberapa hari," kata Puji.Akibat kenaikan harga bahan baku rotan ini, Ivena telah menaikkan harga jula produk furnitur sebesar 10%. Puji bilang, bila tahun lalu harga kursi rota dihargai US$ 25 per unit kini naik 10% menjadi US$ 27,5 per unit.Ketua Asosasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono mengakui kenaikan harga furnitur akibat kelangkaan bahan baku rotan. "Untuk itu perlu adanya harmonisasi antara petani rotan dan pelaku industri," kata Ambar. Akibat pelarangan ekspor rotan mentah ini, Ambar mengatakan pendapatan petani rotan telah berkurang drastis. Bila tahun lalu bisa mendapatkan Rp 1 juta per dua minggu, Ambar bilang pendapatan petani rotan kini berkurang menjadi Rp 300.000 per dua minggu. Penurunan ini lantaran tidak semua jenis rotan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mebel di Jawa. Karena itu, Ambar berharap pemerintah membangun sebuah badan penyanggah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rotan langka, pengusaha menaikkan harga mebel
JAKARTA. Harga rotan naik akibat kurangnya pasokan bahan baku. Alhasil, perusahaan mebel mulai beralih ke bahan baku lainnya dan menaikkan harga furnitur.Direktur Modena Furnitur Muhammad Nasuha mengakui mulai mencari bahan baku lain akibat seretnya pasokan bahan baku kendati pemerintah sudah melarang ekspor rotan mentah. "Tetap saja bahan baku rotan berkurang dan harganya naik," kata Nasuha, Senin (12/3).Dia mengaku bahan baku pengganti rotan antara lain, pelepah pisang, kayu, alumunium dan rotan sintetis. Bila tahun lalu, pihaknya menggunakan rotan untuk 90% produksinya maka tahun ini mulai berkurang. Porsinya sebesar 50% rotan dan 50% bahan lainnya. Saat ini harga bahan baku rotan berada dikisaran Rp 21.000 per kilogram (kg) hingga Rp 22.000 per kg. Harga ini turun tipis 4,3%-8,7% dibandingkan saat awal diberlakukan pelarangan impor yang berada dikisaran Rp 23.000 per kg. "Padahal sebelum diberlakukan peraturan pelangan ekspor harga rotan hanya dikisaran Rp 16.000 per kg," terang Nasuha.Staf Produksi Ivena International Puji Subangun juga mengakui kesulitan mencari pasokan bahan baku rotan. Dia mengatakan, semenjak diberlakukan peraturan pelarangan ekspor rotan mentah suplai distribusi bahan baku menjadi molor. "Dulu pengirimannya tepat waktu tetapi sekarang jadi molor beberapa hari," kata Puji.Akibat kenaikan harga bahan baku rotan ini, Ivena telah menaikkan harga jula produk furnitur sebesar 10%. Puji bilang, bila tahun lalu harga kursi rota dihargai US$ 25 per unit kini naik 10% menjadi US$ 27,5 per unit.Ketua Asosasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono mengakui kenaikan harga furnitur akibat kelangkaan bahan baku rotan. "Untuk itu perlu adanya harmonisasi antara petani rotan dan pelaku industri," kata Ambar. Akibat pelarangan ekspor rotan mentah ini, Ambar mengatakan pendapatan petani rotan telah berkurang drastis. Bila tahun lalu bisa mendapatkan Rp 1 juta per dua minggu, Ambar bilang pendapatan petani rotan kini berkurang menjadi Rp 300.000 per dua minggu. Penurunan ini lantaran tidak semua jenis rotan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mebel di Jawa. Karena itu, Ambar berharap pemerintah membangun sebuah badan penyanggah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News