KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bumi, sebagai planet yang telah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, mengalami berbagai perubahan signifikan dalam aspek-aspek fisiknya. Salah satu perubahan yang terus terjadi hingga saat ini adalah perlambatan rotasi Bumi, yang mempengaruhi durasi hari di planet ini. Walaupun perlambatan ini tidak dapat dirasakan dalam skala waktu manusia, dampaknya dapat dilihat dalam jangka panjang, terutama terkait dengan evolusi atmosfer Bumi dan munculnya oksigen di atmosfer kita.
Perlambatan Rotasi Bumi dan Dampaknya pada Panjang Hari
Mengutip
sciencealert, rotasi Bumi secara perlahan mengalami perlambatan, sebuah fenomena yang sebagian besar dipengaruhi oleh interaksi gravitasi antara Bumi dan Bulan. Ketika Bulan menarik gravitasi Bumi, hal ini menyebabkan sedikit pergeseran dalam kecepatan rotasi Bumi.
Baca Juga: Anjing dan Kucing Juga bisa Terkena Diabetes, Kenali Tanda-tandanya Seiring berjalannya waktu, pergeseran ini mengakibatkan hari-hari Bumi menjadi semakin panjang. Sebagai contoh, sekitar 1,4 miliar tahun yang lalu, durasi sehari hanya 18 jam, lebih pendek setengah jam dari durasi hari Bumi saat ini. Di masa kini, Bumi memperlambat rotasinya sekitar 1,8 milidetik setiap abad.
Oksigenasi Atmosfer Bumi: Apa Kaitannya dengan Rotasi?
Salah satu dampak penting dari perlambatan rotasi Bumi adalah perubahan dalam oksigenasi atmosfer Bumi. Para ilmuwan telah lama mempertanyakan faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana atmosfer Bumi memperoleh oksigen dan kapan peristiwa oksigenasi besar pertama kali terjadi. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021 menyarankan bahwa perlambatan rotasi Bumi memainkan peran penting dalam proses oksigenasi atmosfer. Penemuan ini terkait dengan perkembangan alga biru-hijau (cyanobacteria) yang muncul sekitar 2,4 miliar tahun lalu.
Pengaruh Durasi Hari terhadap Fotosintesis Cyanobacteria
Cyanobacteria memiliki peran yang sangat vital dalam produksi oksigen melalui proses fotosintesis. Namun, proses ini sangat tergantung pada durasi hari, karena fotosintesis hanya dapat terjadi ketika ada cukup cahaya matahari. Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Michigan, mereka menunjukkan bahwa ketika durasi hari Bumi semakin panjang, cyanobacteria memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Sebagai ilustrasi, dalam ekosistem mikroba yang ada di Danau Huron, terdapat dua jenis mikroba yang berkompetisi: cyanobacteria ungu yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, dan mikroba putih yang mengonsumsi sulfur.
Baca Juga: Rahasia Warna Oranye pada Kucing Akhirnya Terungkap Setelah Pencarian Selama 60 Tahun Pada siang hari, cyanobacteria ungu bergerak ke atas lapisan mikroba untuk memulai fotosintesis. Namun, mereka memerlukan beberapa jam untuk benar-benar memulai produksi oksigen, karena adanya jeda waktu yang cukup panjang sejak terbitnya matahari. Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan panjang hari dalam sejarah Bumi memungkinkan cyanobacteria untuk menghasilkan lebih banyak oksigen, terutama selama peristiwa-peristiwa oksigenasi besar seperti Peristiwa Oksidasi Besar (Great Oxidation Event).
Peristiwa Oksigenasi Besar dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan
Peristiwa Oksidasi Besar terjadi sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu, ketika cyanobacteria mulai menghasilkan oksigen dalam jumlah besar, menyebabkan perubahan besar dalam atmosfer Bumi. Oksigenasi ini berhubungan langsung dengan munculnya kehidupan seperti yang kita kenal sekarang, karena tanpa oksigen yang cukup, kehidupan eukariotik, yang lebih kompleks, mungkin tidak dapat berkembang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, mereka menemukan bahwa panjangnya hari Bumi pada masa itu berkontribusi pada tingginya tingkat oksigenasi atmosfer. Selain Peristiwa Oksidasi Besar, penelitian juga mengungkapkan bahwa ada oksigenasi atmosfer kedua yang dikenal sebagai Peristiwa Oksigenasi Neoproterozoikum, yang terjadi sekitar 550 hingga 800 juta tahun yang lalu. Pada peristiwa ini, panjang hari yang lebih lama juga berperan dalam meningkatkan kadar oksigen di atmosfer, yang memungkinkan kehidupan yang lebih kompleks berkembang.
Baca Juga: Citra Satelit Kebakaran Hutan di LA Menampilkan Tingkat Kehancuran yang Dahsyat Simulasi Model dan Pengaruh Gravitasi Bulan terhadap Oksigenasi
Untuk memverifikasi hubungan antara panjang hari dan oksigenasi, para ilmuwan melakukan simulasi model yang menghubungkan difusi molekuler oksigen dengan panjang hari. Dalam model ini, mereka menemukan bahwa tidak hanya fotosintesis cyanobacteria yang dipengaruhi oleh durasi hari, tetapi juga kecepatan difusi oksigen dari permukaan Bumi ke atmosfer. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama durasi hari, semakin besar pula jumlah oksigen yang dapat diproduksi dan dilepaskan ke atmosfer.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun perubahan ini terjadi dalam waktu yang sangat lama, pengaruhnya terhadap biosfer Bumi sangat besar, terutama dalam menciptakan kondisi yang mendukung kehidupan yang lebih kompleks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo