KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) kembali mengocok ulang konstituen indeksnya. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) masuk ke jajaran MSCI Global Standard Indexes. Pada sisi yang lain, PT Gudang Garam Tbk (
GGRM) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (
SILO) keluar dari MSCI Global Small Cap Indexes. Perubahan konstituen indeks ini akan berlaku pada penutupan 31 Mei 2023. Pasar merespons, saham GOTO dominan bergerak menguat di zona hijau pada Jumat (12/5). Namun, saham GOTO akhirnya ditutup pada harga Rp 116, level yang sama dengan penutupan pada perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, GGRM dan SILO kompak bergerak di zona merah sepanjang perdagangan. GGRM turun 2,28% ke harga Rp 27.850 per saham, sedangkan SILO ambles 4,14% ke posisi Rp 1.620 per saham.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.707, Asing Mencatat Net Sell Rp 961 Miliar, Jumat (12/5) Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengungkapkan indeks MSCI menjadi salah satu indikator yang digunakan oleh pelaku pasar. Khususnya oleh para investor asing dalam mencari perusahaan yang masuk dalam kategori layak investasi. Sehingga saham yang masuk indeks MSCI seperti GOTO, berpeluang lebih besar untuk menarik masuknya investor asing. "Dengan kriteria yang sudah disediakan oleh MSCI, tentu akan menjadi salah satu sentimen yang positif secara jangka pendek," kata Nico kepada Kontan.co.id, Jumat (12/5). Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengamati pelaku pasar akan mempertimbangkan
rebalancing pada indeks MSCI. Pada umumnya saham yang masuk ke dalam indeks MSCI akan terpapar sentimen positif. Begitu juga sebaliknya, sentimen negatif akan mengiringi saham yang keluar dari indeks secara jangka pendek. "Dalam hal ini terlihat di hari ini GGRM dan SILO terkoreksi. Umumnya yang masuk ke MSCI akan menjadi salah satu saham pilihan bagi investor, karena itu membawa sentimen positif bagi GOTO," ungkap David.
Baca Juga: Terdepak dari Indeks MSCI, Cermati Prospek Saham GGRM dan SILO Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan, terdapat aliran dana dalam jangka pendek dari proses
rebalancing indeks. Hanya saja, pelaku pasar biasanya sudah memperkirakan hal ini untuk melakukan antisipasi
(priced-in), sehingga tidak terjadi lagi perubahan yang signifikan. "Untuk saham yang berpotensi masuk ke dalam indeks MSCI, pelaku pasar biasanya sudah mengoleksi dari jauh hari. Sehingga nantinya bisa mereka lepas ketika terdapat aliran dana masuk dari
fund manager yang mengelola indeks MSCI," terang Pandhu. Tampak dari saham GOTO yang sudah diprediksi sebelumnya akan masuk ke dalam indeks MSCI. Menjadi salah satu dorongan bagi GOTO untuk melejit kembali menembus level Rp 100 dan melaju di bulan Mei ini. Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy memandang dalam beberapa hari terakhir banyak pelaku pasar yang sudah mencoba mengambil posisi di saham GOTO. Dampaknya terlihat ada
capital inflow yang cukup besar ke saham GOTO, terutama dari investor asing menjelang pengumuman indeks MSCI. "Ditambah dengan perbaikan kinerja fundamental GOTO pada beberapa kuartal terakhir, yang juga menjadi sentimen positif pergerakan harga sahamnya," imbuh Jimmy.
Baca Juga: Harga Saham BBCA dan ADRO Kompak Memerah di Perdagangan Bursa Jumat (12/5) Rekomendasi Saham
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menilai prospek saham GOTO dalam jangka pendek bisa kembali menguat. Hanya saja, Sukarno meminta agar pelaku pasar bersikap hati-hati, lantaran penguatannya hanya bersifat sementara. "Biasanya dimanfaatkan untuk jualan para pelaku pasar yg sudah masuk duluan di harga bawah, karena harganya sudah
priced-in," ungkap Sukarno. Sehingga Sukarno pun menyarankan
wait and see terlebih dulu. Sambil mencermati pergerakan harga saham GOTO kembali ke jalur
uptrend. Langkah lainnya adalah menunggu koreksi terlebih dulu untuk menunggu sinyal masuk selanjutnya. Dus, Sukarno mengingatkan agar tetap harus mencermati kondisi fundamental, valuasi, prospek bisnis sektoral serta momentum teknikal dari saham yang masuk atau keluar indeks. Seperti pada saham GGRM dan SILO, penurunan harganya tak sekadar disebabkan oleh keluarnya dua saham tersebut dari MSCI Global Small Cap Indexes. Melainkan juga disebabkan kondisi teknikal GGRM dan SILO yang sudah tinggi, sehingga terjadi momentum koreksi. Namun, saham GGRM dan SILO masih layak untuk dipertimbangkan koleksi dengan strategi
buy on weakness.
Baca Juga: Cenderung Bergerak Sideways, Simak Prediksi IHSG Hingga Akhir Tahun Hal senada diungkapkan oleh Pandhu. Pada kuartal I-2023 GGRM mencatatkan kinerja positif dengan lonjakan laba bersih sebesar 83,17% menjadi Rp 1,96 triliun. Secara valuasi pun saat ini masih relatif rendah dibanding rata-rata historis, dengan kisaran PE 6,8x dan PBV 0,88x. Begitu pula dengan SILO, yang laba bersihnya melejit 151,42% menjadi Rp 249,61 miliar pada kuartal I-2023. Valuasi SILO dinilai masih cukup menarik dan
undervalued di antara emiten sektor rumah sakit. Pandhu pun kembali mengingatkan, sentimen dari
rebalancing indeks sifatnya cenderung jangka pendek. Sehingga pelaku pasar tidak perlu khawatir jika saham keluar indeks, selama performa emiten masih apik. "Apalagi jika secara valuasi masih murah. Koreksi yang terjadi justru bisa menjadi peluang untuk mendapatkan level entry yang lebih baik," ujar Pandhu.
Baca Juga: IHSG Turun 0,71% ke 6.707 Hari Jumat (12/5), ARTO, BRIS, BBTN Top Gainers LQ45 Dengan performa fundamental yang solid, Nico turut merekomendasikan saham GGRM dan SILO. Target harga masing-masing berada di level Rp 31.000 per saham dan Rp 1.950 per saham. Di sisi lain, Nico masih melihat potensi dari saham GOTO. Katalis utamanya datang dari kenaikan tingkat suku bunga yang mulai terbatas, sehingga bisa memberikan sentimen positif bagi saham sektor teknologi. Hitungan Nico, ada probabilitas sebanyak 56% saham GOTO bisa melaju ke level Rp 126, dengan catatan dapat terlebih dulu ditutup pada level Rp 117. "Hati-hati apabila GOTO turun lebih dari Rp 98, ini akan menjadi strategi
exit," ujar dia.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menimpali, secara fundamental tidak direkomendasikan untuk mengoleksi saham GOTO. Dia juga melihat momentum untuk saham GOTO juga mulai memudar. Setelah menguat 8,26% pada Rabu (10/5), GOTO kembali bergerak ke
sideways trend. "Untuk mendukung kinerja sahamnya, menurut saya perlu ada katalis jelas selain masuknya mereka ke MSCI," ujar Arjun. Sedangkan David menilai saham GOTO, SILO, dan GGRM masih menarik untuk dikoleksi. David menyematkan rekomendasi
speculative buy untuk GOTO dan SILO, dan
accumulative buy GGRM. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati