JAKARTA. PT Nippon Indosari Tbk (ROTI) mencatatkan penurunan pendapatan di kuartal pertama tahun 2017 sebesar 1,3% menjadi Rp 602 miliar di kuartal pertama tahun 2017. Sebelumnya di kuartal I-2016, ROTI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 610 miliar. Tak hanya pendapatan, laba anak perusahaan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) ini juga mencatatkan penurunan yang signifikan menjadi Rp 27 miliar di kuartal I-2017. Pada kuartal I-2016 yang lalu, laba ROTI mencatatkan penurunan sebesar 67% lantaran sebelumnya perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp 86 miliar di tahun 2017 yang lalu. Sementara itu, beban pokok perusahaan mencatatkan peningkatan sebesar 5,8% ke angka Rp 303 miliar di kuartal 1 2017. Di kuartal pertama tahun sebelumnya, beban pokok penjualan ROTI adalah sebesar Rp 286 miliar. Dalam laporan keuangan ROTI yang dirilis Senin (3/7) retur penjualan Sari Roti meningkat cukup tajam sehingga menyebabkan penurunan yang signifikan dari pendapatan Sari Roti. Retur penjualan Sari Roti di kuartal 1 2017 adalah sebesar Rp 144 miliar atau meningkat sebesar 74% dibandingkan dengan kuartal 1 2017 yang berada do angka Rp 82 miliar. "Karena pemain roti juga bukan hanya ROTI saja, tapi ada merek-merek lain dengan rasa dan rupa yang sama lebih murah, walaupun katakanlah rotinya lebih higienis, itu yang belum banyak ada pengaruhnya di masyarakat" kata Reza Priyambada, analis Binaartha Parama sekuritas kepada KONTAN, Senin (3/7). Selain itu, Reza menambahkan minat masyarakat terhadap roti dan juga harga merupakan faktor yang lebih berpengaruh bagi penjualan ROTI. Maka dari itu, Reza merevisi rekomendasi terhadap ROTI yang tadinya berada di angka 1550 dengan rekomendasi HOLD menjadi SELL dengan target harga 1120. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ROTI catatkan penurunan laba 67%
JAKARTA. PT Nippon Indosari Tbk (ROTI) mencatatkan penurunan pendapatan di kuartal pertama tahun 2017 sebesar 1,3% menjadi Rp 602 miliar di kuartal pertama tahun 2017. Sebelumnya di kuartal I-2016, ROTI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 610 miliar. Tak hanya pendapatan, laba anak perusahaan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) ini juga mencatatkan penurunan yang signifikan menjadi Rp 27 miliar di kuartal I-2017. Pada kuartal I-2016 yang lalu, laba ROTI mencatatkan penurunan sebesar 67% lantaran sebelumnya perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp 86 miliar di tahun 2017 yang lalu. Sementara itu, beban pokok perusahaan mencatatkan peningkatan sebesar 5,8% ke angka Rp 303 miliar di kuartal 1 2017. Di kuartal pertama tahun sebelumnya, beban pokok penjualan ROTI adalah sebesar Rp 286 miliar. Dalam laporan keuangan ROTI yang dirilis Senin (3/7) retur penjualan Sari Roti meningkat cukup tajam sehingga menyebabkan penurunan yang signifikan dari pendapatan Sari Roti. Retur penjualan Sari Roti di kuartal 1 2017 adalah sebesar Rp 144 miliar atau meningkat sebesar 74% dibandingkan dengan kuartal 1 2017 yang berada do angka Rp 82 miliar. "Karena pemain roti juga bukan hanya ROTI saja, tapi ada merek-merek lain dengan rasa dan rupa yang sama lebih murah, walaupun katakanlah rotinya lebih higienis, itu yang belum banyak ada pengaruhnya di masyarakat" kata Reza Priyambada, analis Binaartha Parama sekuritas kepada KONTAN, Senin (3/7). Selain itu, Reza menambahkan minat masyarakat terhadap roti dan juga harga merupakan faktor yang lebih berpengaruh bagi penjualan ROTI. Maka dari itu, Reza merevisi rekomendasi terhadap ROTI yang tadinya berada di angka 1550 dengan rekomendasi HOLD menjadi SELL dengan target harga 1120. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News