KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dapur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) masih mengepul di tengah bayang-bayang pandemi Covid-19. Buktinya, produsen Sari Roti itu masih mampu menyerap Rp 115,3 miliar dana belanja modal alias capital expenditure (capex) selama kuartal I tahun ini. Serapan capex tersebut setara dengan 28,83% terhadap total anggaran belanja Rp 400 miliar sepanjang 2020. Nippon Indosari memang sedang getol meningkatkan kapasitas pabrik sehingga membutuhkan capex. Mereka sedang membangun dua pabrik baru di Pekanbaru, Riau dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan target operasional mulai akhir tahun 2020. Keduanya nanti menggenapi 14 pabrik lain yang sudah lebih dulu beroperasi. Sebanyak 13 pabrik di dalam negeri dan satu pabrik di Filipina. Beruntunglah, pengeluaran anggaran Nippon Indosari sejalan dengan kinerja yang didapatkan. Selama kuartal I 2020, penjualan bersih mereka naik 15,30% year on year (yoy) menjadi Rp 912,87 miliar. Manajemen perusahaan menjelaskan, kenaikan penjualan didorong peningkatan volume penjualan dari jaringan penjualan modern maupun tradisional.
ROTI menyerap capex Rp 115,3 miliar selama kuartal I 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dapur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) masih mengepul di tengah bayang-bayang pandemi Covid-19. Buktinya, produsen Sari Roti itu masih mampu menyerap Rp 115,3 miliar dana belanja modal alias capital expenditure (capex) selama kuartal I tahun ini. Serapan capex tersebut setara dengan 28,83% terhadap total anggaran belanja Rp 400 miliar sepanjang 2020. Nippon Indosari memang sedang getol meningkatkan kapasitas pabrik sehingga membutuhkan capex. Mereka sedang membangun dua pabrik baru di Pekanbaru, Riau dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan target operasional mulai akhir tahun 2020. Keduanya nanti menggenapi 14 pabrik lain yang sudah lebih dulu beroperasi. Sebanyak 13 pabrik di dalam negeri dan satu pabrik di Filipina. Beruntunglah, pengeluaran anggaran Nippon Indosari sejalan dengan kinerja yang didapatkan. Selama kuartal I 2020, penjualan bersih mereka naik 15,30% year on year (yoy) menjadi Rp 912,87 miliar. Manajemen perusahaan menjelaskan, kenaikan penjualan didorong peningkatan volume penjualan dari jaringan penjualan modern maupun tradisional.