ROTI rilis obligasi Rp 1 triliun semester II



JAKARTA. Obligasi korporasi dari emiten non finansial mulai bermunculan. Kali ini, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun pada semester II tahun ini.

Public Relations ROTI Stephen Orlando mengatakan, perusahaannya baru akan meminta persetujuan kepada pemegang saham atas penerbitan obligasi tersebut pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 28 Februari 2013.

Saat ini ROTI tengah mencari penjamin pelaksana emisi. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan memenuhi ekspansi pabrik baru dan melunasi utang bank.


ROTI sebelumnya pernah memasukkan izin penerbitan obligasi kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), yang sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun lalu. Namun, ROTI menunda rencana tersebut dan lebih memilih mencari pendanaan dari pinjaman bank.

Pemegang merek Sari Roti ini Desember 2012 telah mendapatkan fasilitas kredit investasi dari BCA Rp 220 miliar. Utang tersebut berjangka enam tahun sejak 11 Desember 2012. Dana tersebut akan digunakan membangun tiga pabrik roti baru.

Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra menduga, minat investor terhadap penerbitan obligasi ini masih akan tinggi. Sebab, investor butuh diversifikasi investasi pada obligasi milik emiten non finansial.

Apalagi, fundamental emiten ini juga terbilang bagus. Karena itu, Made yakin, banyak investor akan memburu obligasi ROTI. Apalagi, rasio utang terhadap aset ROTI masih rendah. Dus, secara logika, potensi gagal bayar obligasi ROTI ini terbilang kecil.

Tak cuma itu. Kinerja ROTI juga cenderung bertumbuh. Sampai akhir 2012, produsen roti bermerek Sari Roti ini menargetkan penjualan Rp 1,2 triliun. Itu berarti, naik 47,53% dari penjualan 2011 sebesar Rp 813,34 miliar.

Made menduga, obligasi ROTI akan menawarkan kupon 7,5% - 8,25%. Prediksi itu menggunakan asumsi penawaran obligasi tersebut berjangka waktu lima tahun dengan peringkat AAA.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa memperkirakan, keuntungan dari kenaikan harga (return) obligasi korporasi tahun ini cenderung turun. Dia mengestimasikan, return obligasi korporasi 7% - 8% di 2013 turun dari 2012 mencapai 11,31%. "Tahun 2011 return obligasi korporasi bisa mencapai 14,5%," kata dia.

Penurunan tingkat keuntungan obligasi korporasi, menurut Fakhrul, akan membuat investor asing mengurangi penempatan dana di pasar surat utang Indonesia. Selain itu, investor mulai berhati-hati menjelang pemilihan umum 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana