Roubini: Perlambatan ekonomi saat ini mengarah pada krisis finansial baru



LONDON. Bos Roubini Global Economics LLC Nouriel Roubini berpendapat, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia belakangan ini telah bergerak menuju ke krisis finansial baru. Beberapa bulan lalu ia sempat bilang badai krisis terburuk akan terjadi pada 2013. Namun, melihat ekonomi AS dan Eropa terus memburuk akan membuat potensi kejatuhan ekonomi menjadi dua kali lipat lebih besar. "Klimaks krisis bisa terjadi lebih awal, semua tergantung dari kebijakan yang dipakai negara-negara tersebut untuk mengatasi masalah ini," ujarnya hari ini dalam sebuah wawancara di London. Tiga tahun setelah Lehman Brothers Holdings Inc. bangkrut, kondisi keuangan di Eropa terancam. Tak hanya itu, biaya jaminan utang bank sebagai jalan untuk memulihkan ekonomi global terhenti. Krisis di Eropa pun memburuk. Ia berpendapat, ada potensi 60% dari negara-negara maju di dunia pada umumnya akan jatuh pada lubang resesi. "Sementara pemerintah tidak memiliki amunisi lagi untuk memberi dukungan finansial," ujar profesor di Stern School New York University of Business ini.Salah satu jalan penyelamatan jangka pendek menurut Roubini dengan pemberian stimulus yang massif, jika tidak ingin mengalami depresi hebat. Kondisi perekonomian saat ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, pemerintah sudah kehabisan waktu dan harus bergerak sekarang juga. Simpan uang tunaiRoubini bilang, jika dia memiliki uang banyak untuk diinvestasikan, sebagian besar dia akan menyimpannya dalam bentuk uang tunai US dollar. Karena mata uang ini cenderung menguat selama krisis finansial berlangsung. Selain itu, ia juga akan mempertimbangkan membeli obligasi pemerintah dari negara-negara dengan defisit anggaran dan utang publik yang rendah seperti Kanada dan Australia. Ia juga menyarankan untuk menghindari investasi di saham dan komoditi.


Editor: Rizki Caturini