KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) menjalin kerja sama dengan PT Atlas Resources Tbk (ARII), melalui anak usaha PT Gorby Putra Utama (GPU). Kerja sama ini bertujuan untuk membangun dan mengoperasikan Coal Crushing Plant (CCP), fasilitas tambang pendukung lainnya serta memberikan jasa logistik batubara di hulu. Direktur Operasional Royaltama Mulia Kontraktorindo William Saputra menyampaikan kerja sama ini merupakan implementasi strategi RMKO untuk berkolaborasi dengan tambang-tambang potensial di Sumatera Selatan. RMKO menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan CPP pada semester II tahun ini. Dengan begitu, kerja sama tersebut sudah dapat memberikan kontribusi pada kinerja keuangan RMKO. Kerja sama ini juga akan meningkatkan kinerja keuangan grup dengan kolaborasi bersama Rantai Mulia Kencana dan PT RMK Energy Tbk (RMKE).
Baca Juga: RMKO Menggali Peluang dari Jalan Tambang Baru "Kami akan melanjutkan kolaborasi seperti ini ke depannya dengan memberikan solusi logistik yang terintegrasi kepada produsen tambang di Sumatera Selatan,” ungkap William dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jum'at (22/3). Dalam perjanjian kerja sama ini, RMKO akan mengoperasikan 1 unit CCP dengan kapasitas 650 tph. Termasuk melaksanakan stockpile management, loading batubara ke dumptruck, serta pengadaan alat berat, maintenance CCP dan semua fasilitas tambang pendukung lainnya. Fasilitas CCP ini akan dibangun dengan investasi yang berasal dari Rantai Mulia Kencana. Nilai investasi sebesar Rp 36 miliar. Atas investasi tersebut, GPU akan membayar secara bertahap sesuai dengan jumlah produksi batubara setiap bulannya, atau sebesar 200.000 MT batubara/bulan selama 60 bulan. Selain membayar investasi CCP, GPU juga akan membayar jasa pengoperasian dan maintenance yang diberikan oleh RMKO untuk menunjang kegiatan operasional pertambangan ARII melalui anak usahanya GPU setelah pembangunan CCP terealisasi. Sebagai informasi, ARII merupakan salah satu produsen batubara di Indonesia yang memiliki luas lahan konsesi mencapai lebih dari 200.000 Ha. Kegiatan eksplorasi maupun produksi batubara dikoordinasikan melalui enam hub, salah satunya adalah Hub Mutara.