JAKARTA. Meski sudah lebih dari 10 tahun beroperasi, keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NTT) tidak memberikan dampak nyata bagi perekonomian Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Sumbawa Barat, Muhamad Saleh. Menurutnya, royalti yang diberikan PT NTT terbilang kecil. “Keberadaan tambang bisa dibilang tidak ada, sebab royalti yang diberikan hanya sebesar Rp 50 miliar setahun,” ujar Saleh, ketika Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi XI, Nusantara I, Rabu (11/5). Padahal, menurut anggota DPRD lainnya, Abidin Nazar, keuntungan Newmont mencapai sebanyak Rp 13 triliun dalam setahun. Royalti itu dianggap tak sebanding dengan jumlah limbah yang diberikan oleh perusahaan tambang itu. “Paling banter, royalti yang diterima mencapai Rp 60 miliar,” jelasnya.
Royalti yang diberikan Newmont di Sumbawa Barat tak sebanding dengan limbahnya
JAKARTA. Meski sudah lebih dari 10 tahun beroperasi, keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NTT) tidak memberikan dampak nyata bagi perekonomian Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Sumbawa Barat, Muhamad Saleh. Menurutnya, royalti yang diberikan PT NTT terbilang kecil. “Keberadaan tambang bisa dibilang tidak ada, sebab royalti yang diberikan hanya sebesar Rp 50 miliar setahun,” ujar Saleh, ketika Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi XI, Nusantara I, Rabu (11/5). Padahal, menurut anggota DPRD lainnya, Abidin Nazar, keuntungan Newmont mencapai sebanyak Rp 13 triliun dalam setahun. Royalti itu dianggap tak sebanding dengan jumlah limbah yang diberikan oleh perusahaan tambang itu. “Paling banter, royalti yang diterima mencapai Rp 60 miliar,” jelasnya.