JAKARTA. PT Jamsostek menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk memborong saham di bursa yang harganya sedang murah. Hingga 28 Oktober kemarin, Jamsosek sudah membelanjakan Rp 200 miliar di antaranya.Direktur Utama, PT Jamsostek Hotbonar Sinaga Selasa (28/10) menuturkan, selain untuk memperbesar portofolio di saham, belanja Jamsostek juga bertujuan untuk meredam gejolak yang melanda bursa saham.Tentu, Jamsostek tak asal berbelanja. Pengelola Jamsostek hanya membeli saham papan atas alias
blue chip yang memiliki kinerja atawa fundamental bagus. Termasuk dalam incaran Jamsostek adalah saham-saham pertambangan. Dalam penilaian manajemen Jamsostek, kendati harga sahamnya sedang merosot, perusahaan-perusahaan pertambangan masih berpeluang mencetak laba.
Manajemen Jamsostek mulai belanja saham sejak Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi perdagangan, dua pekan lalu. Jamsostek membelanjakan duitnya di bursa secara bertahap. Jamsostek akan mengeksekusi pembelian, saat saham yang mereka incar mengalami penurunan harga. Meski begitu, Hotbonar masih enggan menyebut saham perusahaan plat merah mana yang mereka koleksi dalam dua pekan terakhir ini. "Jangan-jangan, nanti kalau saya sebut saham A dan saham B, orang lain akan mengikuti," jelas Hotbonar. Revisi Laba Bersih Di saat bursa saham masih terpuruk, Jamsostek masih memiliki dana sekitar Rp 800 miliar untuk belanja saham. Hotbonar menargetkan, Jamsostek bisa menuntaskan belanja saham pada November mendatang. Hotbonar mengaku tak takut rugi karena telah melakukan analisis dengan cermat. "Yang pasti, Jamsostek tak mau rugi dari investasi di saham," tegas Hotbonar. Manajemen Jamsostek berharap saham yang mereka beli bisa mendatangkan keuntungan di akhir tahun ini. Keuntungan yang diincar berasal dari dividen ataupun kenaikan harga. Jika Jamsostek memetik untung, tentu pemangku kepentingan di Jamsostek seperti pekerja juga merasakan manfaat," tutur Hotbonar. Meski mengharapkan kenaikan laba bersih dari koleksi saham baru, ternyata Jamsostek memperkirakan penghasilan mereka sepanjang tahun ini bakal merosot. Semula Jamsostek menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun di tahun 2008. Setelah industri keuangan terguncang, manajemen Jamsostek melakukan perhitungan ulang. Berdasarkan perhitungan terbaru, Jamsostek memperkirakan laba tahun ini hanya Rp 900 miliar saja.
Penyebab utama Jamsostek menurunkan target laba adalah penurunan nilai investasi saham Jamsostek di bursa saham belakangan ini. Hingga akhir Agustus, nilai investasi Jamsostek di saham menyusut Rp 1,8 triliun. Belum lagi sampai Oktober 2008 ini, IHSG terus merosot. "Kami belum tahu pasti berapa nilai penyusutan nanti," tegasnya. Akibat penyusutan nilai saham, Jamsostek berpotensi menanggung rugi. Karena Jamsostek tak menjual saham, maka potensi kerugian ini belum direalisasikan. Sampai akhir September 2008, Jamsostek sudah mencatat laba bersih Rp 700 miliar. Hotbonar masih yakin, bisa mencapai target laba bersih yang telah direvisi menjadi Rp 900 miliar. "Optimis saja. Laba bersih itu nanti berasal dari berbagai divestasi kami," terang Hotbonar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie