KONTAN.CO.ID - RSUP Prof. Dr. dr. R.D. Kandou Manado telah berhasil melakukan transplantasi ginjal pertamanya di wilayah Indonesia bagian Timur. Keberhasilan ini, tidak terlepas dari program pengampuan layanan uro-nefro yang tengah digencarkan oleh Kementerian Kesehatan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan baik pusat maupun daerah. “Saya bangga transplantasi ginjal pertama di RSUP Prof. Kandou bisa terlaksana dengan sukses. Operasi berjalan sangat lancar,” kata Direktur Utama RSUP Kandou, Jimmy Panelewen. Dirut Jimmy mengatakan bahwa operasi transplantasi ginjal sebenarnya telah direncanakan sebelum pandemi, namun karena layanan kesehatan saat itu fokus pada penanganan COVID-19, maka tindakan ini baru bisa terlaksanakan pada awal tahun 2023.
Dari segi persiapan, Dirut Jimmy memastikan operasi transplantasi ginjal pertama ini telah dipersiapkan sebaik mungkin. Persiapan transplantasi mencakup SDM Kesehatan, resipien dan pendonor yang berkualitas. Persiapan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, kurang lebih dua bulan untuk memutuskan transplantasi ginjal pertama bisa dilakukan pada Sabtu, 18 Maret 2023. Operasi transplantasi ginjal dilakukan selama 4,5 jam mulai pukul 08.30 WITA sampai 13.00 WITA dengan melibatkan 7 dokter dari berbagai spesialisasi. Pasien saat ini masih di ICU, dan sedang dalam pengawasan ketat oleh tim dokter. Pasca transplantasi, pasien menunjukkan perkembangan yang baik. Setelah 30 menit, pasien mampu mengeluarkan urine sebanyak 600 cc dan tiga jam setelah operasi bisa mengeluarkan urine sebanyak 1800 cc. Atas keberhasilan ini, Dirut Jimmy menyampaikan ucapan terima kasih kepada RSCM dr. Cipto Mangunkusumo selaku pengampu layanan ufo-nefro nasional, yang telah melakukan pendampingan selama kurang lebih 5 kali terhadap tim dokter RSUP Prof. Dr. dr. Kandou Manado. Pada pendampingan keenam, lanjutnya, RSUP Kandou telah secara mandiri melakukan transplantasi ginjal pertamanya hari ini. Pencapaian ini merupakan akselerasi program prioritas transformasi layanan rujukan yang saat ini sedang diupayakan oleh Kementerian Kesehatan. “RS Kandou berupaya mendukung kegiatan ini, dan Alhamdulillah kita bisa melakukannya. Ini tidak hanya keberhasilan jajaran RSUP Kandou tetapi juga didukung RSUP Cipto Mangunkusumo yang melakukan pendampingan,” ujarnya. Melalui kesuksesan transplantasi ini, pihaknya berharap layanan ini bisa diteruskan dan nantinya bisa menjadi layanan unggulan di RSUP Kandou Manado. “Operasi sudah selesai, kita berharap pasien bisa survive. Kita juga berharap layanan ini bukan hanya kegiatan monumental atau seremonial semata, tapi bisa dilakukan secara reguler,” harapnya. Mewakili Menteri Kesehatan RI, Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Sunarto mengatakan bahwa program pengampuan layanan uro-nefro merupakan satu dari tiga hal yang harus dicapai oleh seluruh rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan. Pengampuan layanan uro-nefro, lanjutnya, sangat penting karena penderita penyakit ginjal di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga tahun 2022, jumlah penderita gagal ginjal kronis di Indonesia mencapai 6 juta orang, 100 ribu diantaranya melakukan hemodialisis atau cuci darah dan 2.350 orang secara kontinyu menjalani CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis). “Karenanya kemampuan melakukan transplantasi ginjal, harus bisa dilakukan oleh rumah sakit yang sudah mencapai tingkat paripurna,” kata Plt. Sesditjen Yankes, Sunarto. RSUP Kandou Manado menjadi rumah sakit pertama di wilayah timur Indonesia yang mampu melakukan transplantasi ginjal. Sesditjen mengucapkan selamat atas keberhasilan yang telah dicapai.
“Kami berharap kegiatan ini bukan hanya kegiatan seremonial, tapi ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUP Kandou,” ujarnya. Tak hanya itu, ia juga berharap RSUP Kandou Manado bisa terus meningkatkan layanan kesehatan pada bidang lain seperti jantung, kanker, stroke dan layanan prioritas lainnya.
Baca Juga: Daftar Imunisasi Dasar Lengkap Anak dan Jadwal Pemberiannya, Orangtua Catat Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti