JAKARTA. Masih ingat ruang Badan Anggaran DPR yang menelan biaya miliaran rupiah? Ruangan itu ternyata sudah diresmikan hari (11/6) ini. Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh mengatakan, ruang Badan Anggaran itu secara resmi mulai digunakan pada masa persidangan III. Dia mengatakan, penggunaannya setelah ada rekomendasi dari Badan Kehormatan DPR. "Sebelum didunakan harus dilakukan pergantian komponen dari impor ke lokal," kata Nining.Asal tahu saja, renovasi ruang Badan Anggaran DPR yang menelan biaya sebesar Rp 19,9 miliar menuai kontroversi. Pasalnya, biaya sebesar itu dianggap terlalu besar.Belakangan setelah diusut, ruangan Badan Anggaran DPR itu memakai peralatan impor. Salah satunya yang menuai polemik adalah penggunaan kursi impor senilai Rp 26 juta. Badan Kehormatan DPR kemudian meminta kursi tersebut diganti dengan buatan lokal. Alhasil, biaya renovasi Badan Anggaran ini menjadi Rp 11,4 miliar. "Jadi yang dikembalikan ke negara dalam rangka penghematan adalah sebesar Rp 8,533 miliar," katanya.Komponen impor yang disepakati untuk diganti adalah termasuk juga empat buah kursi pimpinan, 88 buah microphone wireless. Nining menerangkan, seluruhnya telah diganti dengan komponen lokal dan juga microphone dengan kabel. "Lampu gantung kristal sebanyak dua buah di ruang pimpinan Badan Anggaran juga sudah diganti," kata Nining.Kali ini, Badan Anggarna DPR memakai kursi buatan dalam negeri berharga Rp 2,5 juta per unit. Kendati ada penghematan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mengaudit proyek renovasi Badan Anggaran tersebut. "Berdasarkan surat, audit akan dilakukan pada semester kedua 2012 yg akan datang," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ruang Badan Anggaran DPR yang baru siap dipakai
JAKARTA. Masih ingat ruang Badan Anggaran DPR yang menelan biaya miliaran rupiah? Ruangan itu ternyata sudah diresmikan hari (11/6) ini. Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh mengatakan, ruang Badan Anggaran itu secara resmi mulai digunakan pada masa persidangan III. Dia mengatakan, penggunaannya setelah ada rekomendasi dari Badan Kehormatan DPR. "Sebelum didunakan harus dilakukan pergantian komponen dari impor ke lokal," kata Nining.Asal tahu saja, renovasi ruang Badan Anggaran DPR yang menelan biaya sebesar Rp 19,9 miliar menuai kontroversi. Pasalnya, biaya sebesar itu dianggap terlalu besar.Belakangan setelah diusut, ruangan Badan Anggaran DPR itu memakai peralatan impor. Salah satunya yang menuai polemik adalah penggunaan kursi impor senilai Rp 26 juta. Badan Kehormatan DPR kemudian meminta kursi tersebut diganti dengan buatan lokal. Alhasil, biaya renovasi Badan Anggaran ini menjadi Rp 11,4 miliar. "Jadi yang dikembalikan ke negara dalam rangka penghematan adalah sebesar Rp 8,533 miliar," katanya.Komponen impor yang disepakati untuk diganti adalah termasuk juga empat buah kursi pimpinan, 88 buah microphone wireless. Nining menerangkan, seluruhnya telah diganti dengan komponen lokal dan juga microphone dengan kabel. "Lampu gantung kristal sebanyak dua buah di ruang pimpinan Badan Anggaran juga sudah diganti," kata Nining.Kali ini, Badan Anggarna DPR memakai kursi buatan dalam negeri berharga Rp 2,5 juta per unit. Kendati ada penghematan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mengaudit proyek renovasi Badan Anggaran tersebut. "Berdasarkan surat, audit akan dilakukan pada semester kedua 2012 yg akan datang," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News