Ruang Besar buat Ekspansi Bisnis Indo Tambangraya



PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melalui tahun 2007 dengan selamat. Produsen batubara ini mampu menangguk pendapatan dan laba bersih yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, volume penjualan mereka sepanjang tahun lalu merosot. Kalau pada 2006 volume penjualan emiten berkode saham ITMG ini mencapai 19,3 juta ton, tahun lalu mereka hanya mampu menjual 18,1 juta ton atau merosot hingga 6,2%. Edward Manurung, Direktur Keuangan ITMG mengakui, produksi batubara areal tambang di Kalimantan Selatan, yakni Truba Jurong Coal Minning dan Jurong Barutama Greston, menurun.

"Penyebabnya adalah bencana banjir di daerah tersebut," katanya kepada KONTAN, pekan lalu. Alhasil, produksi Truba Jurong dan Jurong Barutama menurun masing-masing 18,2%, menjadi 3,6 juta ton dan 2,7 juta ton. Untung saja, lonjakan harga komoditi batubara sepanjang tahun lalu bisa menutup penurunan produksi itu. Imbasnya, pendapatan Indo Tambangraya meningkat 5,4% menjadi sebesar US$ 772 juta pada akhir 2007. Sedangkan laba bersihnya melonjak 144% menjadi US$ 56,77 juta.Incar pertambangan Prestasi ini, mungkin, akan terulang pada 2008 ini. Kepala Riset BNI Securities, Norico Gaman, memprediksi, laba bersih ITMG pada tahun ini bakal melonjak dua kali lipat. Pemicu utamanya adalah meningkatnya permintaan dunia terhadap batubara. "Saat ini di China, setiap seminggu berdiri satu pembangkit listrik tenaga uap," ujarnya. Itu artinya harga bahan bakar batubara akan terkerek lagi.

ITMG punya peluang memenuhi permintaan itu karena memiliki cadangan batubara yang sangat besar. Menurut hitungan Norico, saat ini perusahaan ini memiliki cadangan terukur sebanyak 1,1 miliar ton. Sedangkan cadangan yang baru terindikasi mencapai 403,73 juta ton. Bahkan, ITMG sedang menjajaki akuisisi pertambangan lain berkapasitas produksi 3 juta ton hingga 5 juta ton per tahun.


Jadi, Norico memprediksi, total produksi ITMG tahun ini bisa mencapai 19,8 juta ton atau naik 1,7 juta ton dari tahun lalu. Sedangkan harga rata-rata batubara tahun ini sekitar US$ 75 per ton. Alhasil, peningkatan volume produksi dan harga batubara akan mengerek pendapatan ITMG hingga 20,3% menjadi US$ 928,4 juta. Sedangkan laba bersihnya bisa tumbuh 84,7% menjadi US$ 104,9 juta.

Ramalan lebih optimistis disuarakan oleh analis Danareksa Sekuritas, Isnaputra Iskandar. Dia bilang, laba bersih Indo Tambangraya dapat melonjak 243,3% hingga akhir tahun nanti. "Laba bersihnya diperkirakan naik menjadi US$ 195 juta," imbuhnya. Sedangkan penjualan tahun ini bisa US$ 1,09 miliar.

Selain peningkatan harga dan volume produksi, kinerja ITMG akan ditopang oleh sejumlah hajatan yang sedang digarapnya tahun ini. Perusahaan ini sedang menggarap proyek pengembangan pelabuhan di wilayah Bontang dan pembangunan PLTU di wilayah pertambangan Indominco. Nilai investasinya sekitar US$ 90 juta.

Nah, dengan pengembangan pelabuhan itu, kapasitas angkut ITMG bisa meningkat dari sebelumnya 12,5 juta ton menjadi 18,5 juta ton. Sedangkan PLTU berkapasitas 14 Mega Watt itu bisa menghemat bahan bakar hingga senilai US$ 2 juta per tahun. Jadi, Isna merekomendasikan membeli saham ITMG dengan target harga Rp 38.300 per saham. Bahkan, Norico memasang target Rp 45.500 per saham. Kamis (6/3), saham ITMG baru seharga Rp 27.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test