Kasat mata betapa mal-mal yang menjamur di Jakarta semakin kosong. Menurut riset Jones Lang LaSalle, sekitar 32.000 meter persegi atau hampir 32 hektare ruang di pusat perbelanjaan di Jakarta tidak terisi. Per akhir 2017 lalu tingkat okupansinya hanya 89%, terendah dalam 6 tahun terakhir. Meskipun ada moratorium pembangunan pusat perbelanjaan di Jakarta, nyatanya pasokan ruang mal terus bertambah. Hingga akhir 2019 masih akan ada tambahan shopping mall 106.000 meter persegi lagi. Padahal, di sisi lain, kita melihat bagaimana satu per satu gerai ritel terkenal yang berjualan di mal, menutup tokonya. Sebut saja beberapa gerai Matahari, Debenhams, Lotus, GAP dan toko sepatu Clarks. Tren penutupan gerai-gerai ritel off-line tampaknya masih akan terus berlanjut seiring tren belanja online yang tidak terbendung.
Ruang kosong
Kasat mata betapa mal-mal yang menjamur di Jakarta semakin kosong. Menurut riset Jones Lang LaSalle, sekitar 32.000 meter persegi atau hampir 32 hektare ruang di pusat perbelanjaan di Jakarta tidak terisi. Per akhir 2017 lalu tingkat okupansinya hanya 89%, terendah dalam 6 tahun terakhir. Meskipun ada moratorium pembangunan pusat perbelanjaan di Jakarta, nyatanya pasokan ruang mal terus bertambah. Hingga akhir 2019 masih akan ada tambahan shopping mall 106.000 meter persegi lagi. Padahal, di sisi lain, kita melihat bagaimana satu per satu gerai ritel terkenal yang berjualan di mal, menutup tokonya. Sebut saja beberapa gerai Matahari, Debenhams, Lotus, GAP dan toko sepatu Clarks. Tren penutupan gerai-gerai ritel off-line tampaknya masih akan terus berlanjut seiring tren belanja online yang tidak terbendung.