Ruang Penurunan Bunga Kredit Sempit Meski Bunga Acuan Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kepastian adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) semakin terbuka pasca bank sentral AS, The Fed, memberikan tanda untuk menurunkan bunganya. Namun, hal tersebut kemungkinan kecil berdampak pada turunnya bunga kredit perbankan.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut dikarenakan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) justru tak banyak mengalami kenaikan di era suku bunga tinggi ini. Malahan, SBDK perbankan tercatat mengalami sedikit penurunan.

Data BI mencatat SBDK perbankan per Juni 2024 tercatat berada di level 8,80%. Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023, SBDK perbankan berada di level 8,81%.


Baca Juga: OJK Resmi Terbitkan POJK Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit Bank Umum Konvensional

Secara rinci, penurunan SBDK paling banyak terjadi di industri Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang pada Juni 2024 berada di level 8.84%. Sementara, pada akhir 2023, posisi SBDK di industri tersebut ada di level 8.89%.

Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk (OK Bank) Efdinal Alamsyah mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga kredit ini tidak selalu proporsional. Meskipun, kala BI menurunkan bunga acuan, bisa mendorong penurunan suku bunga kredit karena biaya dana yang juga turun.

Lebih lanjut, Efdinal bilang penurunan suku bunga kredit terhadap suku bunga acuan juga memerlukan waktu. Hal ini tergantung masing-masing bank dan dinamika pasar yang ada.

”Bank juga mempertimbangkan kondisi ekonomi makro dan risiko kredit sebelum membuat keputusan,” ujar Efdinal.

Baca Juga: Aturan Transparansi Suku Bunga Dinilai Tak Berdampak pada Margin Bunga Bank

Adapun, OK Bank terakhir menaikkan bunga kredit pada November 2023. Kala itu, OK Bank menaikkan SBDK sekitar 25 basis poin untuk semua segmen, baik itu korporasi, mikro, maupun ritel.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Sigit Prastowo bilang dalam menentukan suku bunga, bank berlogo pita emas ini memiliki beberapa aspek. Terutama, terkait kondisi likuiditas.

Sigit mengungkapkan pihaknya juga turut memperhatikan perkembangan suku bunga acuan dan juga pasar global maupun domestik. Jika ada perubahan suku bunga acuan, Bank Mandiri akan memperhatikan hal tersebut.

”Tapi itu juga tergantung demand dari kredit, juga kondisi likuiditas pasar yang ada,” ujar Sigit.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon L.P. Napitupulu bilang penurunan bunga kredit akan melihat seberapa besar penurunan suku bunga acuan. Artinya, seberapa besar itu bisa menurunkan cost of fund yang dimiliki bank.

Baca Juga: Bank Masih Hati-Hati Kerek Naik Bunga Kredit

”Itu akan melihat seberapa besar impact penurunan terhadap biaya dana perbankan hari ini,” ujarnya.

Oleh karenanya, Nixon bilang kala bunga acuan turun yang kemungkinan bisa langsung turun adalah menurunkan bunga simpanan. Sebab, selama ini, ia melihat bank ini dihadapkan pada likuiditas yang mahal.

”Kan kalau bunga simpanan turun, margin bisa semakin besar yang mempengaruhi pada laba,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli