Ruang penurunan CDS masih terbuka



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Level credit default swap (CDS) kembali menyentuh level terendah yakni 67,721 untuk tenor 5 tahun. Namun, imbal hasil untuk Surat Utang Negara (SUN) acuan tenor 10 tahun masih bertengger di atas 7%.

Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah menjelaskan, pergerakan yield SUN masih terpengaruh volatilitas nilai tukar rupiah. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah sempat membukukan penguatan di kisaran level Rp 13.900 per dolar AS. "Berkaca dari itu, seharusnya hari ini yield 10 tahun bisa di bawah level 7%," ungkap Rio kepada Kontan.co.id, Senin (30/12).

Baca Juga: IHSG hanya naik tipis, simak saham-saham yang bisa dilirik di tahun baru


Saat ini level CDS dipandang cukup stabil dan masih berpotensi untuk kembali turun. Penopangnya datang dari tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRR) yang dikelola dengan stabil. Alhasil, arus kembali dana asing juga ikut mendorong penurunan CDS jelang akhir tahun ini. "Kepemilikan investor asing di obligasi negara pun berada pada puncaknya," ujarnya.

Berkaca dari kondisi tersebut, Rio optimistis level CDS masih akan turun ke depan, kecuali jika kondisi makro ekonomi domestik mendadak bergerak negatif. Untuk yield SUN 10 tahun, ke depan Rio memperkirakan berada di rentang 6,5% hingga 7%.

Direktur Penilaian Harga Efek Indonesia (PHEI), Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa di tengah situasi ekonomi global yang tidak kondusif sepanjang 2019, perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara sekelasnya. Hal ini tampak dari peringkat nilai tukar, obligasi hingga saham Indonesia yang sepanjang 2019 masih mencatatkan kenaikan.

Baca Juga: Sektor industri dasar selip di belokan terakhir, sektor keuangan jawara 2019

"Stabilnya ekonomi Indonesia di 2019, diharapkan bisa sedikit membaik di 2020. Nantinya, ini akan membuat investor semakin confident untuk memburu SUN Indonesia," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (30/12).

Sementara itu, Wahyu juga menilai ke depan risiko yang akan dihadapi relatif rendah dibandingkan negara lain. Situasi rendah risiko akan mengarahkan pada imbal hasil yang lebih rendah, sehingga sudah jadi hal yang wajar jika CDS saat ini turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati