Ruas tol baru kerek kinerja JSMR



JAKARTA. Bisnis jalan tol kian melaju. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berhasil mencatatkan kinerja positif selama sembilan bulan di tahun ini.  Sepanjang kuartal III-2014, laba JSMR berhasil tumbuh 11,33% menjadi Rp 1,13 triliun secara year on year. Sedangkan pendapatan menurun 6,2% yoy jadi Rp 6,67 triliun.

Penurunan pendapatan tersebut, karena pendapatan sektor konstruksi yang merosot 79,58% menjadi Rp 1,44 triliun. Meski begitu, pendapatan JSMR di jalan tol naik 14,86% menjadi Rp 4,84 triliun.

Analis melihat, raihan laba perusahaan pelat merah ini karena beberapa hal. "Salah satunya imbas dari kenaikan tarif tol yang diberlakukan pada akhir tahun lalu," ucap Steven Gunawan, Analis Batavia Prosperindo. Saat itu memang hampir semua ruas jalan tol tarifnya naik. Ini tentu mendongkrak kinerja JSMR.


Tak hanya itu, pertumbuhan laba tersebut didorong dibukanya ruas jalan tol baru di 2014. Thendra Crisnanda, Analis BNI Securities mengatakan, tahun ini JSMR telah membuka tiga ruas jalan tol baru yakni, Tol Jorr W2, Semarang-Solo, dan Tol Bogor Ring Road (BORR).

JSMR juga tengah ekspansi masif. Di 2015, emiten ini siap mengerjakan ruas jalan tol Medan, Kualanamu, dan Tebing Tinggi. Proses groundbreaking proyek tersebut sudah dilakukan bulan lalu. Sedangkan tahun depan sudah ada beberapa ruas jalan tol yang siap dioperasikan seperti, proyek Gempol Pasuruan untuk ruas Gempol Rembang, tol Gempol Pandaan, dan ruas Surabaya Pandaan seksi IV.

Ruas tol baru

"Dengan adanya tol baru akan berdampak positif," ungkap Handoko Wijoyo, Analis Mandiri Sekuritas. Pada tahun depan, JSMR juga akan diuntungkan karena kenaikan tarif tol Sedyatmo pada 19 September lalu. Jalan tol yang menghubungkan Jakarta-Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng 7,14%-18,75% akan mengerek pendapatan harian JSMR Rp 100 juta per hari.

Akibatnya, hingga September 2014 pendapatan harian tol Sedyatmo mencapai Rp 1,1 miliar. Pendapatan itu dari 204.000 kendaraan yang melintas saban hari. Dus, pemberlakukan tarif anyar bisa memperbesar pendapatan harian menjadi Rp 1,2 miliar.

Steven dan Thendra melihat hal tersebut dinilai wajar. Lantaran, kenaikan tarif tol itu sudah diatur dalam Undang-Undang jika kenaikan tarif terjadi dalam dua tahun sekali, sesuai inflasi nasional. "Kenaikan tarif tol Sedyatmo tak akan signifikan mengangkat kinerja emiten," ujar Steven.

Para analis pun yakin, saham JSMR masih akan cemerlang hingga akhir tahun. "Secara fundamental baik, dan saham JSMR ini termasuk yang defensif," ujar Steven.  Handoko memperkirakan, pada tahun ini perusahaan jalan tol ini bisa membukukan EBITDA Rp 3,72 triliun dengan laba Rp 1,56 triliun.

Ia merekomendasikan netral di Rp 6.200. Thendra merekomendasikan, beli di Rp 7.200. Kalau Helmi Therik, Analis AMCapital menyarankan buy di Rp 7.400. Senin (3/11) harga JSMR naik 1,18% ke Rp 6.425 per saham.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana