Rubel Rusia Tergelincir Melewati 100 Terhadap Dolar, Kembali ke Rekor Terendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rubel melemah melewati 100 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/2), kembali ke rekor terendah. Pasar saham Rusia tetap ditutup karena sistem keuangan terhuyung-huyung di bawah beban sanksi Barat yang dikenakan atas invasi Moskow ke Ukraina.

Melansir Reuters, Rubel melemah 4% hari ini di 105,20 terhadap dolar pada 0752 GMT di perdagangan Moskow dan turun 4,3% menjadi diperdagangkan pada 117,90 terhadap euro.

Untuk hari ketiga berturut-turut, rubel melemah di luar Rusia, diperdagangkan pada 112 terhadap dolar AS di platform perdagangan elektronik EBS, tetapi masih di bawah level terendah sepanjang masa di 120 yang dicapai pada hari Senin.


Rubel telah jatuh sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, pada satu titik kehilangan sepertiga nilainya dalam perdagangan Moskow.

Rusia mengatasi krisis dengan kenaikan suku bunga tajam menjadi 20%, memberitahu perusahaan untuk mengonversi 80% dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar domestik karena bank sentral menghentikan intervensi FX sendiri karena sanksi yang menargetkan cadangan negara Rusia.

Baca Juga: Bank - Bank Barat Terbebani Eksposur Kredit dari Rusia

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang katanya tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Rusia bergegas untuk mengkonversi rubel jatuh ke mata uang asing, bank menaikkan suku bunga deposito mata uang asing.

Bank Rusia Sberbank menawarkan untuk membayar 4% pada deposito hingga US$1.000. Sementara bank swasta terbesar Alfa Bank menawarkan 8% pada deposito dolar tiga bulan.

Rubel yang lemah akan memukul standar hidup di Rusia dan memicu inflasi yang sudah tinggi, sementara sanksi Barat diperkirakan akan menciptakan kekurangan barang dan jasa penting seperti mobil atau penerbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto