KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruben Amorim, pelatih anyar Manchester United, siap menghadapi tantangan besar begitu ia resmi menginjakkan kaki di Old Trafford. Kemenangan nyaman atas Leicester City, meski terlihat sebagai prestasi positif, sesungguhnya menyembunyikan berbagai persoalan yang harus segera diatasi oleh Amorim. Selain itu, keputusan besar terkait staf pelatih dan adaptasi dengan skuad menjadi pekerjaan rumah pertama yang perlu segera ia selesaikan.
Baca Juga: Fans MU Harap Bersabar, Amorim Terhalang Masalah Ini untuk Segera Melatih Setan Merah Menyusun Staf Pelatih: Apa Posisi Ruud van Nistelrooy?
Salah satu pertanyaan utama yang akan dihadapi oleh Amorim adalah apakah ada tempat bagi Ruud van Nistelrooy dalam staf kepelatihan. Van Nistelrooy, yang mengakhiri tugasnya sebagai manajer sementara dengan rekor tak terkalahkan dalam empat pertandingan, menerima penghargaan dari para penggemar yang menyanyikan namanya setelah kemenangan terakhir mereka. Meskipun kontribusinya di lapangan sangat dihargai, keputusan Amorim mengenai masa depan mantan striker United ini akan sangat mempengaruhi dinamika staf pelatih.
Mengadaptasi Skuad dengan Formasi 3-4-2-1
Formasi 3-4-2-1 yang sukses diterapkan Amorim di Sporting Lisbon berpotensi menjadi pilihan utamanya di Manchester United. Namun, skuad yang ada saat ini mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan formasi ini. Beberapa pemain mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan taktik yang diinginkan, sementara yang lainnya mungkin memiliki potensi yang belum tergali sepenuhnya. Salah satu pemain yang diharapkan bisa berkembang di bawah Amorim adalah Rasmus Højlund, yang meskipun belum menunjukkan performa terbaiknya, memiliki bakat besar yang bisa digali lebih dalam.
Baca Juga: Arsenal di Ujung Tanduk! Mikel Arteta Tantang Para Pemain Tunjukkan Karakter Juara Rasmus Højlund: Mencari Sinergi di Bawah Amorim
Sejak bergabung dengan United, Højlund belum menunjukkan sinyal kemajuan yang signifikan. Pada pertandingan melawan Leicester City, striker Denmark ini kesulitan tampil maksimal, kehilangan banyak peluang dan tidak menunjukkan kepercayaan diri yang cukup. Namun, Amorim dikenal memiliki kemampuan untuk menghidupkan kembali karier pemain yang belum menunjukkan potensi terbaiknya. Sama halnya dengan Viktor Gyökeres di Sporting, Højlund bisa jadi pemain yang akan mendapat perhatian khusus dari Amorim.
Bruno Fernandes: Menjaga Kreativitas dan Mengurangi Kecerobohan
Bruno Fernandes kembali menunjukkan kelasnya dengan mencetak gol kemenangan melawan Leicester, menambah kepercayaan dirinya setelah periode sulit di bawah manajer sebelumnya, Erik ten Hag. Namun, meskipun Fernandes sangat penting bagi tim, perilaku taktikal dan kecerobohannya dalam distribusi bola sering kali menjadi masalah. Amorim akan berusaha untuk menyeimbangkan kreativitas Fernandes dengan kebutuhan untuk memperbaiki disiplin taktiknya.
Baca Juga: Arteta Ngamuk! Pertahanan Kendor Membuat Arsenal Kehilangan Poin Penting di Kandang Di satu sisi, Fernandes sering kali menjadi pemain yang mampu menciptakan peluang besar, namun di sisi lain, dia juga kerap membuat transisi permainan yang berisiko tinggi. Pada pertandingan melawan Leicester, Fernandes tampil impresif dalam mencetak gol dan memberikan assist untuk gol kedua tim. Namun, tindakannya yang terlalu sering turun jauh ke lini belakang atau memberikan umpan berisiko juga dapat menjadi hal yang mengganggu tim. Amorim perlu menemukan cara untuk mengendalikan elemen-elemen negatif dari permainan Fernandes, sambil tetap memaksimalkan keunggulan kreatifnya.
Masalah Posisi Pemain dan Potensi Bakat yang Terpendam
Masalah besar lainnya bagi Amorim adalah menilai potensi masing-masing pemain dan memutuskan siapa yang bisa beradaptasi dengan filosofi permainan barunya. Pemain seperti Mason Mount, yang sering kali terluka, masih belum dapat menunjukkan kualitas terbaiknya, sementara Marcus Rashford, meskipun berbakat, tampil tidak konsisten. Selain itu, Joshua Zirkzee, yang direkrut pada musim panas, sejauh ini belum memberikan kontribusi yang signifikan. Namun, beberapa pemain seperti Amad Diallo menunjukkan performa yang semakin baik, dan Amorim kemungkinan akan merasa senang dengan kemampuan teknis pemain asal Pantai Gading ini. Amad sering kali menunjukkan kemampuannya dalam ruang yang sempit, yang merupakan elemen penting dalam formasi yang direncanakan oleh Amorim.
Baca Juga: Perburuan Gelar Liga Primer: Hanya Liverpool dan Man City yang Berpeluang Juara? Perubahan yang Diharapkan di Bawah Amorim
Dengan datangnya Ruben Amorim, Manchester United akan memasuki era baru yang penuh harapan dan tantangan. Pelatih asal Portugal ini terkenal dengan filosofi permainan yang mengutamakan penguasaan bola dan serangan yang terorganisir. Taktik-taktik seperti itu membutuhkan pemain yang bisa berpikir cepat, beradaptasi dengan sistem permainan yang terstruktur, dan memiliki kualitas individu yang tinggi. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa perubahan besar akan terjadi. Skuad yang ada saat ini harus siap untuk beradaptasi dengan taktik baru, dan Amorim perlu waktu untuk memahami kekuatan dan kelemahan tim ini. Bagaimana ia mengelola pemain kunci seperti Fernandes, Højlund, dan Amad, serta membuat keputusan yang tepat mengenai staf pelatih, akan menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan masa depan Manchester United di bawah kepemimpinan Amorim.
Baca Juga: Arsenal Gagal Dekati Liverpool, Neto Selamatkan Chelsea Lewat Ciptakan Gol Ajaibnya Tantangan Menghadapi Kompetisi Premier League
Salah satu tantangan terbesar bagi Amorim adalah berkompetisi di Premier League, yang merupakan salah satu liga paling kompetitif di dunia. United harus bersaing dengan tim-tim besar seperti Manchester City, Liverpool, dan Arsenal, yang selalu menjadi pesaing utama dalam perebutan gelar juara. Oleh karena itu, Amorim tidak hanya harus beradaptasi dengan tim yang ada, tetapi juga dengan intensitas dan persaingan ketat di liga.
Editor: Handoyo .