JAKARTA. Rudi Rubiandini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merombak jajaran pimpinan serta merampingkan struktur organisasi badan yang baru sebulan dipimpinnya itu. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja dalam mengejar target produksi minyak dan gas bumi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Adapun pimpinan SKK Migas yang dilantik hari ini adalah Wakil Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko, Deputi Pengendalian Perencanaan Aussie B. Gautama, Deputi Pengendalian Operasi Muliawan, Deputi Pengendalian Keuangan Akhmad Syakhroza, Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis Gerhard Marteen Rumesser, Deputi Pengendalian Komersial Widhyawan Prawiraatmadja (sebelumnya deputi pengendalian perencanaan), Sekretaris Gde Pradnyana (sebelumnya deputi pengendalian operasi) dan Pengawas Internal Priyo Widodo. Selain Pimpinan, pejabat SKK Migas yang dilantik adalah 5 Tenaga Ahli dan 49 Kepala Divisi/Setingkat. “Seluruh personil pada organisasi SKK Migas, baik di jajaran pimpinan maupun pejabat di bawahnya, berasal dari dalam SKK Migas sendiri, karena para pejabat ini lah yang paling mengetahui nyawa dan nafas organisasi. Saya juga melakukan rotasi pada sebagian dari saudara, karena saya juga ingin lebih mendekatkan saudara pada keahlian yang saudara miliki. Dengan kata lain, saya berusaha menerapkan orang pada posisi yang tepat,” kata Rudi Rubiandini dalam acara pelantikan di kantor SKK Migas, Jumat (08/02). Rudi menegaskan, tugas SKK Migas di bawah kepemimpinannya tidaklah mudah. Yakni, berupa target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus diselesaikan.Target jangka pendek adalah berusaha mencapai target produksi tahun 2013 dan tahun 2014, yaitu harus menyentuh angka 1 juta barel per hari (bph). Sementara pencapaian target jangka menengah adalah pencapaian target produksi minyak tahun 2015 yang rata-rata harus mencapai 1 juta bph. "Dalam Perhitungan teknis saya, pencapaian target ini dimungkinkan terlaksana apabila kita berhasil meningkatkan kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan mengawal proyek-proyek dapat dilaksanakan tepat waktu," kata dia. Untuk jangka panjang, lanjut Rudi, SKK Migas dituntut untuk meningkatkan cadangan, utamanya cadangan minyak yang selama beberapa tahun belakangan ini mulai menurun. “Kami akan buat terobosan teknis dan manajemen berupa penyusunan rule of tumb agar proses persetujuan Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dapat berjalan dengan cepat namun tetap efektif," katanya. Menurut Rudi, perombakan ini sesuai Perpres No.9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Di mana, pimpinan lembaga ini terdiri dari Kepala, Wakil Kepala, Sekretaris Pimpinan, Pengawas Internal dan Deputi. Secara keseluruhan organisasi SKK Migas mengalami perampingan, utamanya di tingkat Kepala Dinas dan Kepala Subdinas untuk memenuhi tuntutan publik yang menginginkan efisiensi di organisasi baru ini. Salah satu contoh perampingan adalah penggabungan Divisi Pemeliharaan dan Divisi Manajemen Proyek di Bidang Pengendalian Operasi. Karena kedua organisasi ini mengurusi proyek, maka demi efisiensi dijadikan dalam satu komando, di bawah Deputi Pengendalian Operasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rudi Rubiandini rombak pejabat skk migas
JAKARTA. Rudi Rubiandini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merombak jajaran pimpinan serta merampingkan struktur organisasi badan yang baru sebulan dipimpinnya itu. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja dalam mengejar target produksi minyak dan gas bumi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Adapun pimpinan SKK Migas yang dilantik hari ini adalah Wakil Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko, Deputi Pengendalian Perencanaan Aussie B. Gautama, Deputi Pengendalian Operasi Muliawan, Deputi Pengendalian Keuangan Akhmad Syakhroza, Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis Gerhard Marteen Rumesser, Deputi Pengendalian Komersial Widhyawan Prawiraatmadja (sebelumnya deputi pengendalian perencanaan), Sekretaris Gde Pradnyana (sebelumnya deputi pengendalian operasi) dan Pengawas Internal Priyo Widodo. Selain Pimpinan, pejabat SKK Migas yang dilantik adalah 5 Tenaga Ahli dan 49 Kepala Divisi/Setingkat. “Seluruh personil pada organisasi SKK Migas, baik di jajaran pimpinan maupun pejabat di bawahnya, berasal dari dalam SKK Migas sendiri, karena para pejabat ini lah yang paling mengetahui nyawa dan nafas organisasi. Saya juga melakukan rotasi pada sebagian dari saudara, karena saya juga ingin lebih mendekatkan saudara pada keahlian yang saudara miliki. Dengan kata lain, saya berusaha menerapkan orang pada posisi yang tepat,” kata Rudi Rubiandini dalam acara pelantikan di kantor SKK Migas, Jumat (08/02). Rudi menegaskan, tugas SKK Migas di bawah kepemimpinannya tidaklah mudah. Yakni, berupa target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus diselesaikan.Target jangka pendek adalah berusaha mencapai target produksi tahun 2013 dan tahun 2014, yaitu harus menyentuh angka 1 juta barel per hari (bph). Sementara pencapaian target jangka menengah adalah pencapaian target produksi minyak tahun 2015 yang rata-rata harus mencapai 1 juta bph. "Dalam Perhitungan teknis saya, pencapaian target ini dimungkinkan terlaksana apabila kita berhasil meningkatkan kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan mengawal proyek-proyek dapat dilaksanakan tepat waktu," kata dia. Untuk jangka panjang, lanjut Rudi, SKK Migas dituntut untuk meningkatkan cadangan, utamanya cadangan minyak yang selama beberapa tahun belakangan ini mulai menurun. “Kami akan buat terobosan teknis dan manajemen berupa penyusunan rule of tumb agar proses persetujuan Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dapat berjalan dengan cepat namun tetap efektif," katanya. Menurut Rudi, perombakan ini sesuai Perpres No.9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Di mana, pimpinan lembaga ini terdiri dari Kepala, Wakil Kepala, Sekretaris Pimpinan, Pengawas Internal dan Deputi. Secara keseluruhan organisasi SKK Migas mengalami perampingan, utamanya di tingkat Kepala Dinas dan Kepala Subdinas untuk memenuhi tuntutan publik yang menginginkan efisiensi di organisasi baru ini. Salah satu contoh perampingan adalah penggabungan Divisi Pemeliharaan dan Divisi Manajemen Proyek di Bidang Pengendalian Operasi. Karena kedua organisasi ini mengurusi proyek, maka demi efisiensi dijadikan dalam satu komando, di bawah Deputi Pengendalian Operasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News