Tak cukup berbisnis salon dan pendidikan, Rudy Hadisuwarno kini menggabungkan salon dengan klinik kecantikan dan gigi dalam satu tempat. Menyasar konsumen menengah bawah, Rudy Hair and Beauty menawarkan layanan terpadu. Perawatan sekujur tubuh manusia, mulai dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki, adalah ladang bisnis tak ada habis-habisnya. Apalagi, perawatan kecantikan dan tubuh sekarang tak melulu mengedepankan estetika, melainkan juga menjadi upaya untuk menjaga kesehatan. Peluang ini pula yang ditangkap PT Rudy Hadisuwarno dengan mendirikan Rudy Hair and Beauty, klinik kecantikan berkonsep one stop beauty. “Cukup datang ke satu tempat, pelanggan bisa mendapatkan tiga perawatan sekaligus, yakni salon, kulit, serta gigi,” ujar Oliver Hadisuwarno, Chief Executive Officer (CEO) PT Rudy Hadisuwarno.Menurut Oliver, konsep seperti ini terbilang baru di Indonesia. Kalaupun ada, jumlah pemainnya bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan dari mereka juga menyasar kalangan atas. Maklum, impor alat-alat kecantikan jadi kendala pemain-pemain yang membidik konsumen kelas menengah ke bawah. Kondisi ini berbeda dengan di luar negeri. Oliver bercerita, saat ia mengikuti pameran kecantikan di Prancis, Italia, dan Jerman, dua tahun lalu, usaha salon terpadu yang juga menyediakan perawatan kecantikan dan kesehatan sudah bejibun di sana. Tak jarang, di satu tempat, pengelola menyediakan berbagai macam merek kecantikan dan kesehatan yang saling mendukung.Perkembangan industri kecantikan di negeri orang itulah yang kemudian mengilhami keponakan Rudy Hadisuwarno ini untuk mengembangkan Rudy Hair and Beauty. Rudy lantas menggandeng klinik gigi Dental Estetik di akhir 2009. Mengusung nama Rudy Beauty Farm, salon plus klinik perawatan gigi ini berdiri di pusat perbelanjaan FX Mall. Namun, itu tak berlangsung lama lantaran konsep salon dan mal sudah tak sejalan. Rudy, akhirnya, memindahkan lokasi usaha ke Jalan Senopati, Jakarta Selatan. Menempati dua ruko satu lantai, bisnis yang mengusung nama baru Rudy Hair and Beauty berjalan lancar. Bahkan, pada Agustus 2010, Rudy menambah fasilitas dengan dengan menggandeng Medical Aesthetic by Dr Sri yang memiliki waralaba Esri Medical Asthetic. Harapannya, dengan menggandeng dua rekan bisnis yang fokus pada bisnis masing-masing, pelanggan gerai Rudy bisa merawat kecantikan gigi dan kulit dalam satu tempat. Seiring dengan integrasi ini, sistem penjualan (sales) juga disatukan sehingga bisa menghemat biaya promosi. Promosi bersama menjadi salah satu strategi yang menjadi andalan. Misalnya, pelanggan yang membayar minimal Rp 500.000 di Rudy Salon akan mendapatkan voucher layanan facial di klinik kecantikan.Sebaliknya, imbuh Sri Susana Seriani, pemilik Medical Aesthetic by Dr Sri, pelanggan Salon Rudy yang mengalami kebotakan akan disarankan ke Medical Aesthetic untuk menjalani perawatan agar rambutnya bisa tumbuh. “Bila sudah tumbuh, ia bisa kembali melakukan perawatan ke salon,” ujarnya. Begitu juga dengan klinik gigi. Jika pelanggan ingin bermuka tirus, petugas salon bisa memberi saran agar pelanggan mencabut dua gigi rahangnya ke klinik gigi. “Jadi, ketiganya saling memberikan masukan dan kemudahan bagi pelanggan,” ujar Oliver. Tak cuma itu. Masing-masing rekan bisnis Rudy ini juga sudah mempunyai pelanggan tetap. Tentu saja, integrasi ini bisa menambah jumlah pelanggan. Apalagi, masing-masing mitra tersebut juga mendapatkan dukungan dari para ahli dan dokter spesialis. Sempurnakan merekRudy Hair and Beauty membutuhkan dukungan para ahli lantaran setiap pelanggan memiliki karakter berbeda. Pelanggan salon membutuhkan hair stylist andal, begitu juga pelanggan klinik kecantikan dan gigi. “Kalau mereka enggak cocok, pasti pindah ke tempat lain,” ujar Sri. Selain terus meningkatkan kualitas layanan, agar pelanggan lengket, salon Rudy beserta mitranya memakai sistem membership. Di salon Rudy, pelanggan yang membelanjakan uang minimal Rp 500.000 akan mendapatkan kartu anggota. Berbekal kartu ini, pelanggan bisa mendapatkan potongan 10% di semua jaringan salon Rudy. Catatan saja, jaringan salon Rudy kini mencapai 110 gerai. Omzet masing-masing salon mencapai Rp 30 juta–Rp 50 juta saban bulan. Sebesar 80% dari jumlah itu berasal dari pelanggan setia. ”Sisanya dari tamu-tamu baru,” cetus Oliver.Adapun Sri membagi tiga kategori keanggotaan, yakni silver untuk pelanggan yang berbelanja maksimal Rp 1 juta, gold untuk yang berbelanja Rp 3 juta, dan platinum untuk pembelanjaan Rp 3 juta ke atas. Pelanggan yang telah melakukan perawat-an 12 kali akan memperoleh satu kali layanan gratis. Bukan hanya itu, Sri juga selalu mengontrol kepuasan pelanggan dengan menelepon mereka 2 x 24 jam setelah perawatan. “Ini penting kami lakukan karena klinik kecantikan adalah bisnis yang sangat personal,” ujar pemilik empat cabang klinik kecantikan ini. Dengan layanan seperti ini, saban hari, jumlah pelanggan yang datang sekitar 12 orang. “Saat weekend, bisa dua kali lipat,” ujar Sri yang mampu meraup omzet Rp 750 juta dari dua kliniknya di Bali di tahun 2009. Jika konsep integrasi ini sukses, kata Sri, kerja sama ini akan berlanjut. Kelak, dalam satu gedung akan tersedia berbagai layanan dari ujung rambut sampai kaki. “Sekarang, ini pilot project-nya,” ujarnya. Pengamat pemasaran Arrbey Handito Joewono menilai, jurus Rudy akan semakin lengkap bila ada beberapa ahli lagi yang mendukung bisnis mereka. Dengan cara ini, mereka bisa menyempurnakan brand kecantikan dan kesehatan yang utuh. Misalnya, Rudy bisa menambah konsultan psikolog yang mampu menonjolkan inner beauty. “Langkah ini juga bisa untuk mengembalikan brand Rudy dari yang sekarang ada di mass market menjadi eksklusif,” ujar Handito. Handito mewanti-wanti agar Rudy segera memastikan sasaran market yang ingin mereka tuju dengan proyek terbarunya ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rudy Hadisuwarno mengawinkan salon dan klinik kesehatan
Tak cukup berbisnis salon dan pendidikan, Rudy Hadisuwarno kini menggabungkan salon dengan klinik kecantikan dan gigi dalam satu tempat. Menyasar konsumen menengah bawah, Rudy Hair and Beauty menawarkan layanan terpadu. Perawatan sekujur tubuh manusia, mulai dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki, adalah ladang bisnis tak ada habis-habisnya. Apalagi, perawatan kecantikan dan tubuh sekarang tak melulu mengedepankan estetika, melainkan juga menjadi upaya untuk menjaga kesehatan. Peluang ini pula yang ditangkap PT Rudy Hadisuwarno dengan mendirikan Rudy Hair and Beauty, klinik kecantikan berkonsep one stop beauty. “Cukup datang ke satu tempat, pelanggan bisa mendapatkan tiga perawatan sekaligus, yakni salon, kulit, serta gigi,” ujar Oliver Hadisuwarno, Chief Executive Officer (CEO) PT Rudy Hadisuwarno.Menurut Oliver, konsep seperti ini terbilang baru di Indonesia. Kalaupun ada, jumlah pemainnya bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan dari mereka juga menyasar kalangan atas. Maklum, impor alat-alat kecantikan jadi kendala pemain-pemain yang membidik konsumen kelas menengah ke bawah. Kondisi ini berbeda dengan di luar negeri. Oliver bercerita, saat ia mengikuti pameran kecantikan di Prancis, Italia, dan Jerman, dua tahun lalu, usaha salon terpadu yang juga menyediakan perawatan kecantikan dan kesehatan sudah bejibun di sana. Tak jarang, di satu tempat, pengelola menyediakan berbagai macam merek kecantikan dan kesehatan yang saling mendukung.Perkembangan industri kecantikan di negeri orang itulah yang kemudian mengilhami keponakan Rudy Hadisuwarno ini untuk mengembangkan Rudy Hair and Beauty. Rudy lantas menggandeng klinik gigi Dental Estetik di akhir 2009. Mengusung nama Rudy Beauty Farm, salon plus klinik perawatan gigi ini berdiri di pusat perbelanjaan FX Mall. Namun, itu tak berlangsung lama lantaran konsep salon dan mal sudah tak sejalan. Rudy, akhirnya, memindahkan lokasi usaha ke Jalan Senopati, Jakarta Selatan. Menempati dua ruko satu lantai, bisnis yang mengusung nama baru Rudy Hair and Beauty berjalan lancar. Bahkan, pada Agustus 2010, Rudy menambah fasilitas dengan dengan menggandeng Medical Aesthetic by Dr Sri yang memiliki waralaba Esri Medical Asthetic. Harapannya, dengan menggandeng dua rekan bisnis yang fokus pada bisnis masing-masing, pelanggan gerai Rudy bisa merawat kecantikan gigi dan kulit dalam satu tempat. Seiring dengan integrasi ini, sistem penjualan (sales) juga disatukan sehingga bisa menghemat biaya promosi. Promosi bersama menjadi salah satu strategi yang menjadi andalan. Misalnya, pelanggan yang membayar minimal Rp 500.000 di Rudy Salon akan mendapatkan voucher layanan facial di klinik kecantikan.Sebaliknya, imbuh Sri Susana Seriani, pemilik Medical Aesthetic by Dr Sri, pelanggan Salon Rudy yang mengalami kebotakan akan disarankan ke Medical Aesthetic untuk menjalani perawatan agar rambutnya bisa tumbuh. “Bila sudah tumbuh, ia bisa kembali melakukan perawatan ke salon,” ujarnya. Begitu juga dengan klinik gigi. Jika pelanggan ingin bermuka tirus, petugas salon bisa memberi saran agar pelanggan mencabut dua gigi rahangnya ke klinik gigi. “Jadi, ketiganya saling memberikan masukan dan kemudahan bagi pelanggan,” ujar Oliver. Tak cuma itu. Masing-masing rekan bisnis Rudy ini juga sudah mempunyai pelanggan tetap. Tentu saja, integrasi ini bisa menambah jumlah pelanggan. Apalagi, masing-masing mitra tersebut juga mendapatkan dukungan dari para ahli dan dokter spesialis. Sempurnakan merekRudy Hair and Beauty membutuhkan dukungan para ahli lantaran setiap pelanggan memiliki karakter berbeda. Pelanggan salon membutuhkan hair stylist andal, begitu juga pelanggan klinik kecantikan dan gigi. “Kalau mereka enggak cocok, pasti pindah ke tempat lain,” ujar Sri. Selain terus meningkatkan kualitas layanan, agar pelanggan lengket, salon Rudy beserta mitranya memakai sistem membership. Di salon Rudy, pelanggan yang membelanjakan uang minimal Rp 500.000 akan mendapatkan kartu anggota. Berbekal kartu ini, pelanggan bisa mendapatkan potongan 10% di semua jaringan salon Rudy. Catatan saja, jaringan salon Rudy kini mencapai 110 gerai. Omzet masing-masing salon mencapai Rp 30 juta–Rp 50 juta saban bulan. Sebesar 80% dari jumlah itu berasal dari pelanggan setia. ”Sisanya dari tamu-tamu baru,” cetus Oliver.Adapun Sri membagi tiga kategori keanggotaan, yakni silver untuk pelanggan yang berbelanja maksimal Rp 1 juta, gold untuk yang berbelanja Rp 3 juta, dan platinum untuk pembelanjaan Rp 3 juta ke atas. Pelanggan yang telah melakukan perawat-an 12 kali akan memperoleh satu kali layanan gratis. Bukan hanya itu, Sri juga selalu mengontrol kepuasan pelanggan dengan menelepon mereka 2 x 24 jam setelah perawatan. “Ini penting kami lakukan karena klinik kecantikan adalah bisnis yang sangat personal,” ujar pemilik empat cabang klinik kecantikan ini. Dengan layanan seperti ini, saban hari, jumlah pelanggan yang datang sekitar 12 orang. “Saat weekend, bisa dua kali lipat,” ujar Sri yang mampu meraup omzet Rp 750 juta dari dua kliniknya di Bali di tahun 2009. Jika konsep integrasi ini sukses, kata Sri, kerja sama ini akan berlanjut. Kelak, dalam satu gedung akan tersedia berbagai layanan dari ujung rambut sampai kaki. “Sekarang, ini pilot project-nya,” ujarnya. Pengamat pemasaran Arrbey Handito Joewono menilai, jurus Rudy akan semakin lengkap bila ada beberapa ahli lagi yang mendukung bisnis mereka. Dengan cara ini, mereka bisa menyempurnakan brand kecantikan dan kesehatan yang utuh. Misalnya, Rudy bisa menambah konsultan psikolog yang mampu menonjolkan inner beauty. “Langkah ini juga bisa untuk mengembalikan brand Rudy dari yang sekarang ada di mass market menjadi eksklusif,” ujar Handito. Handito mewanti-wanti agar Rudy segera memastikan sasaran market yang ingin mereka tuju dengan proyek terbarunya ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News