JAKARTA. Kondisi keuangan PT Mobile-8 Telecom Tbk semakin berdarah-darah. Hingga akhir September 2010, operator telekomunikasi berkode FREN itu mengantongi rugi bersih Rp 1,05 triliun. Nilai kerugian membengkak 139% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 439,95 miliar. Kerugian FREN disebabkan antara lain beban bunga dan keuangan sebesar Rp 378,43 miliar. Selain itu, FREN mencatat kerugian dari investasi senilai Rp 19,59 miliar. "Kerugian lebih banyak disebabkan beban bunga yang tinggi," ujar Sekretaris Perusahaan FREN, Chris Taufik, Rabu (1/12). Celakanya, pendapatan usaha FREN mengempis 24% menjadi Rp 290,85 miliar. Di saat yang sama, beban usaha operator CDMA itu naik menjadi Rp 944,63 miliar dari semula Rp 939,98 miliar.
Kondisi ini menyebabkan perusahaan menderita rugi usaha Rp 653,777 miliar. Jumlah tersebut lebih besar 17,33% daripada rugi di tahun lalu, yaitu Rp 557,189 miliar. Meski rapornya semakin merona, FREN tetap menggelar aksi korporasi yang terbilang berani, yakni mengakuisisi PT Smart Telecom Tbk. Untuk melancarkan aksinya, FREN akan melakukan rights issue senilai Rp 3,7 triliun. Untuk memuluskan aksinya, FREN akan meminta restu dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dijadwalkan berlangsung 8 Desember 2010. Sudah ada tiga pembeli siaga rights issue FREN, yakni PT Bali Media Telekomunikasi (BMT), PT Wahana Inti Nusantara (WIN) dan PT Global Nusa Data (GND). Ketiganya adalah pemegang saham pengendali Smart Telecom.