JAKARTA. Produsen batubara PT Permata Prima sakti Tbk (TKGA) yang dulunya bernama Toko Gunung Agung membukukan pendapatan sebesar US$ 89,31 juta pada semester I tahun 2013. Angka ini merupakan penurunan 8,96% dari pendapatan pada semester I tahun 2012 sebesar US$ 98,10 juta. Meski demikian, berbeda dengan pendapatan TKGA pada semester I tahun 2012 lalu yang berasal dari penjualan buku, perlengkapan, mata uang asing, komisi konsinyasi dan pendapatan usaha bersama, pendapatan TKGA pada semester I tahun 2013 ini semuanya berasal dari penjualan batubara.Beban Pokok Pendapatan TKGA juga ikut turun dari US$ 93, 51 juta pada semester I tahun 2012 menjadi US$ 65,91 juta. Sementara itu, pada semester I tahun 2013, TKGA masih mengalami kerugian. Rugi bersih Permata Prima Sakti pada enam bulan pertama tahun 2013 sebesar US$ 2,48 juta. Kerugian ini merupakan peningkatan 2.217,75% dari rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 107.757.Meskipun secara operisonal membukukan rugi bersih, Permata Prima Sakti masih membukukan laba bersih. Laba bersih perseroan pada semester I tahun 2013 sebesar US$ 4,56 juta. Padahal pada periode yang sama tahun 2012 lalu, perusahan masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 255.477.Laba ini diperoleh dari hasil pengalihan seluruh aset, kewajiban dan kinerja PT Toko Gunung Agung kepada Permata Prima Sakti. Asal tahu saja, PT permata Energi melakukan aksi backdoor listing terhadap pemilik lama saham TKGA di awal 2013. Toko Gunung Agung kemudian berubah nama menjadi permata prima sakti Tb seiring dengan perubahan lini bisnisnya. Pada tanggal 12 Desember 2012, Toko Gunung Agung bersama dengan PT Permata Investa (PI),Permata Buana Makmur, dan PT Permata Energy Resources menandatangani shares subscription agreement.Berdasarkan perjanjian tersebut, perusahan akan mengubah bidang usahanya menjadi pertambangan batubara. Pada saat yang sama, perusahan dan PT GA Tigas Belas menandatangani Master Framework Agreement. Berdasarkan perjanjian tersebut, PT Permata Prima Sakti menjual dan mengalihkan usaha toko buku dengan harga Rp 47,44 miliar kepada PT GA Tiga Belas.Laba dari pengalihan usaha toko buku inilah yang membuat Permata Prima Sakti masih membukukan laba bersih.Permata Prima Sakti memiliki dua tambang batubara yang sudah berproduksi. Pertama, tambang yang terletak di Kecamatan Rantau Pandan, Jambi. Konsesi ini dimiliki melalui anak usaha TKGA, PT Nusantara Termal Coal.Luas konsesi pertambangannya sekitar 2.832 hektare (ha). Total nilai cadangan batubara di tambang ini ditaksir sekitar 29,30 juta ton.Tambang TKGA kedua ada di Kabupaten Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu, Riau. Konsesi di bawah bendara PT Riau Baraharum ini memiliki luas 24.450 ha. Adapun, total cadangan batubara mencapai 32,96 juta ton.Hingga kini, Sekertaris Perusahan Permata Prima Sakti Fransisca Duma Siagian belum menjawab pertanyaan KONTAN terkait volume produksi dan volume penjualan batubara pada semester I tahun 2013 ini. Pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (15/2), manajemen Permata Prima Sakti mengatakan, pihaknya menargetkan produksi batubara sebesar 4,35 juta ton pada tahun 2013 ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rugi bersih TKGA meroket 2.217,75% semester I-2013
JAKARTA. Produsen batubara PT Permata Prima sakti Tbk (TKGA) yang dulunya bernama Toko Gunung Agung membukukan pendapatan sebesar US$ 89,31 juta pada semester I tahun 2013. Angka ini merupakan penurunan 8,96% dari pendapatan pada semester I tahun 2012 sebesar US$ 98,10 juta. Meski demikian, berbeda dengan pendapatan TKGA pada semester I tahun 2012 lalu yang berasal dari penjualan buku, perlengkapan, mata uang asing, komisi konsinyasi dan pendapatan usaha bersama, pendapatan TKGA pada semester I tahun 2013 ini semuanya berasal dari penjualan batubara.Beban Pokok Pendapatan TKGA juga ikut turun dari US$ 93, 51 juta pada semester I tahun 2012 menjadi US$ 65,91 juta. Sementara itu, pada semester I tahun 2013, TKGA masih mengalami kerugian. Rugi bersih Permata Prima Sakti pada enam bulan pertama tahun 2013 sebesar US$ 2,48 juta. Kerugian ini merupakan peningkatan 2.217,75% dari rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 107.757.Meskipun secara operisonal membukukan rugi bersih, Permata Prima Sakti masih membukukan laba bersih. Laba bersih perseroan pada semester I tahun 2013 sebesar US$ 4,56 juta. Padahal pada periode yang sama tahun 2012 lalu, perusahan masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 255.477.Laba ini diperoleh dari hasil pengalihan seluruh aset, kewajiban dan kinerja PT Toko Gunung Agung kepada Permata Prima Sakti. Asal tahu saja, PT permata Energi melakukan aksi backdoor listing terhadap pemilik lama saham TKGA di awal 2013. Toko Gunung Agung kemudian berubah nama menjadi permata prima sakti Tb seiring dengan perubahan lini bisnisnya. Pada tanggal 12 Desember 2012, Toko Gunung Agung bersama dengan PT Permata Investa (PI),Permata Buana Makmur, dan PT Permata Energy Resources menandatangani shares subscription agreement.Berdasarkan perjanjian tersebut, perusahan akan mengubah bidang usahanya menjadi pertambangan batubara. Pada saat yang sama, perusahan dan PT GA Tigas Belas menandatangani Master Framework Agreement. Berdasarkan perjanjian tersebut, PT Permata Prima Sakti menjual dan mengalihkan usaha toko buku dengan harga Rp 47,44 miliar kepada PT GA Tiga Belas.Laba dari pengalihan usaha toko buku inilah yang membuat Permata Prima Sakti masih membukukan laba bersih.Permata Prima Sakti memiliki dua tambang batubara yang sudah berproduksi. Pertama, tambang yang terletak di Kecamatan Rantau Pandan, Jambi. Konsesi ini dimiliki melalui anak usaha TKGA, PT Nusantara Termal Coal.Luas konsesi pertambangannya sekitar 2.832 hektare (ha). Total nilai cadangan batubara di tambang ini ditaksir sekitar 29,30 juta ton.Tambang TKGA kedua ada di Kabupaten Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu, Riau. Konsesi di bawah bendara PT Riau Baraharum ini memiliki luas 24.450 ha. Adapun, total cadangan batubara mencapai 32,96 juta ton.Hingga kini, Sekertaris Perusahan Permata Prima Sakti Fransisca Duma Siagian belum menjawab pertanyaan KONTAN terkait volume produksi dan volume penjualan batubara pada semester I tahun 2013 ini. Pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (15/2), manajemen Permata Prima Sakti mengatakan, pihaknya menargetkan produksi batubara sebesar 4,35 juta ton pada tahun 2013 ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News