Rugi Dipangkas Terendah di Q1-2024, GoTo Konsisten Kerek Pendapatan Bersih



KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) konsisten mencatatkan peningkatan top line (pendapatan) dan pemulihan bottom line (rugi bersih) seiring dengan implementasi strategi bisnis melalui inovasi produk dan upaya efisiensi dalam beberapa tahun terakhir.

Hasilnya, mengacu laporan keuangan GOTO, pendapatan bersih perusahaan induk Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini pun terus meningkat secara kuartalan dan rugi bersih juga terus berkurang signifikan.

Terbaru, per Maret 2024, pendapatan bersih GOTO naik 22% menjadi Rp 4,08 triliun dari pendapatan bersih kuartal I-2023 sebesar Rp 3,33 triliun.


Pendapatan terbesar dari pos imbalan jasa yang sebesar Rp 1,58 triliun, disusul pendapatan dari jasa pengiriman Rp 1,38 triliun, jasa pinjaman Rp 285 miliar, imbalan iklan Rp 264 miliar, imbalan jasa e-commerce (dari Shop Tokopedia) sebesar Rp 110 miliar, dan pendapatan lain lain senilai Rp 458 miliar.

Pendapatan bersih kuartalan ini melanjutkan tren pertumbuhan sebelumnya yang dicatatkan di kuartal I-2022 dengan raihan pendapatan Rp 1,50 triliun (+65,44% yoy), kuartal I-2023 sebesar Rp 3,33 triliun (+123% yoy), dan kuartal I-2024 Rp 4,08 triliun (+22% yoy).

Tren Kenaikan Pendapatan GOTO Kuartal I

Periode

Pendapatan Bersih (Rp M)

%

Q1-2021

904,83

-

Q1-2022

1.497

+65,44

Q1-2023

3.332

+123

Q1-2024

4.079

+22

Sumber: Laporan keuangan, IDX

Sepanjang tahun 2023, pendapatan GOTO juga melesat 30,28% menjadi Rp 14,79 triliun, dari pendapatan bersih tahun 2022 sebesar Rp 11,35 triliun. Pendapatan di tahun 2022 itu juga naik 150% dari pendapatan bersih di 2021 sebesar Rp 4,54 triliun.

Dari sisi bottom line, GOTO mampu melanjutkan tren penurunan rugi bersih menuju profitabilitas. Per Maret 2024, rugi bersih atribusi entitas induk terpangkas hingga 78% menjadi Rp 861,91 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang merugi hingga Rp 3,86 triliun.

Penurunan rugi itu membuat GOTO mampu ditekan menjadi terendah sepanjang sejarah perusahaan yang didirikan sejak Desember 2015 ini.

Sebagai perbandingan, kuartal I-2022 rugi atribusi GOTO sebesar Rp 6,47 triliun, dan rugi di kuartal I-2021 sebesar Rp 1,81 triliun.

Sementara itu, tahun 2023, rugi GOTO dalam setahun sebesar Rp 90,39 triliun akibat goodwill senilai Rp 78,77 triliun. Jika mengeluarkan penurunan nilai goodwill itu, maka rugi Goto dari bisnis tercatat hanya Rp 11,75 triliun di 2023, turun 60,04% dari tahun 2022 rugi Rp 29,40 triliun.

Tren Penurunan Rugi GOTO Kuartal I

Periode

(Rugi Bersih) Rp M

%

Q1-2021

(1.811)

-

Q1-2022

(6.470)

+257

Q1-2023

(3.862)

-40

Q1-2024

(861,91)

-78

Sumber: Laporan keuangan, IDX

Selain pendapatan yang naik, GOTO juga berhasil menekan sejumlah beban. Jumlah biaya dan beban mampu dipangkas sebesar 32% menjadi Rp 5,02 triliun dari periode yang sama ahun sebelumnya Rp 7,38 triliun.

Penurunan beban terbesar yakni dari beban penjualan dan pemasaran yang bisa diturunkan hingga 56% menjadi Rp 723 miliar dari Rp 1,63 triliun dan beban pengembangan produk turun 62% menjadi Rp 353 miliar dari Rp 933 miliar.

“Pada tahun 2023, kami telah meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok,” kata Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, dalam siaran pers.

Patrick mengatakan, pada kuartal pertama 2024, perseroan telah mempercepat pelaksanaan strategi tersebut serta kembali melakukan investasi pada produk-produk andalan, yang hasilnya mulai terlihat di Maret dan April 2024.

“Seiring implementasi strategi tersebut, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan di saat yang sama tetap berkomitmen kepada  tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan.”

Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, menjelaskan pada kuartal pertama 2024, GoTo mencatatkan pertumbuhan topline kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti Grup sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya, serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan  pertumbuhan bisnis jangka panjang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini