Rugi KRAS membengkak hingga US$ 149,8 Juta



JAKARTA. Kerugian PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) makin membengkak. Hingga akhir tahun lalu, KRAS membukukan rugi bersih hingga US$ 149,8 juta. Jumlah kerugian itu melambung 973% dari kerugian tahun 2013 yang sebesar US$ 13,98 juta.

Pendapatan KRAS juga menurun 10,3% menjadi US$ 1,86 miliar. Bahkan, beban pokok pendapatan KRAS tak jauh berbeda dari pendapatannya. Sehingga hanya menyisakan laba kotor sebesar US$ 41,14 juta.

Produsen baja itu juga tak mampu menahan kenaikan beban umum dan administrasi yang melonjak dari US$ 95,2 juta di tahun 2013 menjadi US$ 117,6 juta di tahun lalu. Sejumlah beban ini langsung membuat kerugian operasi KRAS tumbuh berkali-kali lipat.


Penjualan KRAS masih banyak disumbang dari penjualan produk baja di dalam negeri. Pos penjualan ini mencapai US$ 1,5 miliar, menyusut dari tahun 2013 yang sebesar US$ 1,71 miliar. Sementara penjualan baja ke luar negeri hanya sebesar US$ 53,9 juta.

Karena terus menelan kerugian, tahun ini KRAS hanya akan memprioritaskan penyelesaian dua proyeknya yang bernilai lebih dari Rp 10 triliun. Pertama, proyek Blast Funance yang akan memproduksi 1,2 juta metrik ton hot metal dan pig iron per tahun.

Proyek ini menelan dana investasi sebesar Rp 6 triliun dan kini pembangunannya sudah mencapai 80%. Targetnya pabrik ini bisa beroperasi penuh pada September 2015 mendatang.

Kedua, KRAS akan menyelesaikan pembangunan pabrik yang memproduksi baja lembaran panas atau hot rolled coil (HRC). Pabrik baru diharapkan bisa memproduksi HRC sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Nilai investasi pabrik ini mencapai US$ 390 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa