Rugi Martina Berto (MBTO) mengecil 41,33% sepanjang tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2019, perusahaan kosmetik PT Martina Berto Tbk (MBTO) mampu menekan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 41,33%. MBTO membukan rugi hingga Rp 66,95 miliar sepanjang tahun. Menipis dari rugi tahun 2018 yang mencapai Rp 114,13 miliar.

Kerugian Martha Tilaar Group itu bisa ditekan karena terjadi peningkatan pada penjualan bersihnya. Di tahun 2019, MBTO mengantongi penjualan bersih mencapai Rp 537,57 miliar, naik 6,97% dari tahun sebelumnya Rp 502,52 miliar. Penjualan tersebut sudah dikurangi dengan diskon dan retur penjualan.

Kenaikan penjualan MBTO didorong oleh penjualan kosmetik hingga Rp 441,1 miliar atau setara 82,05% dari total penjualan. Meskipun mendominasi penjualan, kenaikan penjualan paling signifikan justru dicatatkan oleh segmen penjualan lain-lain yang tumbuh 11,84% yoy menjadi Rp 137,45 miliar.


Baca Juga: Antiseptik langka akibat corona, Martina Berto (MBTO) bakal rilis hand sanitizer

Asal tahu saja, kenaikan segmen kosmetik sekitar 6,47% secara tahunan. Adapun penjualan segmen jamu justru turun menjadi Rp 3,31 miliar dari sebelumnya Rp 4,1 miliar.

Dilihat dari pasarnya, MBTO masih mengandalkan penjualan dalam negeri. Tanpa dikurangi eliminasi, penjualan dalam negeri MBTO mencapai Rp 573,85 miliar, sementara penjualan luar negerinya tercatat Rp 7,91 miliar.

Selain didorong oleh pendapatannya yang terkerek, kerugian MBTO yang turun juga ditopang oleh beban penjualan dan pemasaran yang turun 24,66% menjadi Rp 189,09 dari sebelumnya Rp 250,98 miliar.

Baca Juga: Martina Berto (MBTO) bidik penjualan tumbuh 20% di tahun 2020

Pada akhir 2019, MBTO mencatatkan total aset hingga Rp 591,06 miliar, turun 8,78% dari sebelumnya Rp 648,02 miliar. Di sisi lain, total liabilitas MBTO naik hingga Rp 355,89 miliar dari sebelumnya Rp 347,58 miliar.

Ekuitas MBTO membukukan turun 21,74% dari sebelumnya Rp 300,5 miliar menjadi Rp 235,17 miliar. Penurunan ekuitas ini terjadi karena adanya peningkatan saldo rugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati