KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) baru-baru ini tersandung kasus
fraud hingga membuat rugi perusahaan kembali membengkak di tahun 2023. Direktur Utama Indofarma, Yeliandriani menjelaskan penurunan kinerja INAF di tahun 2023 terutama disebabkan oleh keterbatasan modal kerja. Keterbatasan modal kerja ini menurutnya menjadi tantangan yang dihadapi INAF sepanjang tahun lalu. "Sehingga menjadi kendala yang kami hadapi terutama dari isi manufaktur dan kegiatan operasional tidak berjalan secara optimal," jelas Yeliandriani pada laporan tahunan perusahaan.
Menurutnya apa yang terjadi sekarang merupakan kumulasi permasalahan keuangan yang dampaknya baru terasa di tahun 2023. Misalnya saja, permasalahan piutang tidak tertagih yang secara nyata memberikan dampak terhadap arus kas negatif. "Perseroan kesulitan untuk dapat memenuhi berbagai kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan operasional untuk memenuhi target yang dicanangkan di rencana penjualan," ungkapnya.
Baca Juga: Rugi Holding BUMN Farmasi Sepanjang 2023 Tembus Rp 2,16 Triliun Adapun, persoalan piutang yang tidak tertagih ini berasal dari anak perusahaan, yakni PT Indofarma Global Medika atau IGM. Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2023 yang dirilis BPK, INAF bersama PT IGM melakukan beberapa aktivitas yang berindikasi fraud atau kerugian. Perusahaan tersebut melakukan transaksi jual beli fiktif pada Business Unit Fast Moving Consumer Goods (FMCG), menempatkan dana deposito atas nama pribadi pada Koperasi Simpan Pinjam Nusantara (Kopnus) serta menggadaikan deposito pada PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) untuk kepentingan pihak lain, melakukan pinjaman online atau pinjol, hingga mempercantik laporan keuangan atau
window dressing. Asal tahu saja, melansir laporan tahunan Indofarma pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), INAF mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp 721 miliar pada tahun 2023. Angka tersebut membengkak 84,25% dibandingkan tahun 2022 yang juga rugi sebesar Rp 457,64 miliar.
Begitu juga dengan penjualan INAF di tahun 2023 anjlok 46,59% menjadi Rp 523,60 miliar. Padahal di tahun 2022 penjualan INAF tercatat mencapai Rp 980,37 miliar. Kemudian total asset INAF di tahun 2023 sebesar Rp 759,82 miliar atau turun 48,71% YoY. Sementara jumlah ekuitas INAF mencapai minus Rp 804,15 miliar dan total liabilitas Rp 1,56 triliun atau naik 5,12% secara tahunan. Selanjutnya dari sisi operasional, volume produksi obat Indofarma mencapai 457,99 juta unit atau naik 0,5% dari capaian tahun 2022 yakni 455,70 juta unit. Meski begitu produksi alat kesehatan anjlok dari 90.350 unit menjadi hanya 57 unit pada tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih