JAKARTA. Meskipun semua pelaku pemukulan rombongan Anas Urbaningrum di Bandara Ternate sudah ditahan, namun hal tersebut tak lantas membuat Ketua Komunikasi dan Informasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Ruhut Sitompul, puas. Hal ini dikarenakan pimpinan para pelaku pemukulan yaitu Ketua DPP Maluku Utara Thaib Armaiyn itu, belum ditangkap dan ditahan. Karena itu, politisi Partai Demokrat ini akan mengundang Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III, untuk menangkap Thaib. "Saya selaku anggota dari komisi III, dalam RDP akan meminta Kapolri untuk tidak segan-segan lagi menangkap Thaib, karena dia sudah bersembunyi dalam partai kami," tutur Ruhut di Gedung DPR, Jumat (25/5). Dengan tegas, Ruhut meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk segera menindak Thaib. Ia meyakini bahwa Thaib tidak hanya terlibat dalam kasus pemukulan rombongan Anas Urbaningrum dan juga Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), tapi juga turut terlibat dalam kasus korupsi. "Fakta bahwa Thaib terlibat dalam kasus korupsi, sudah kuat. Karena itu saya meminta Kapolri untuk tidak segan-segan menangkap kader Partai Demokrat yang terbukti berkasus dan bersalah. Jika sudah ada dua alat bukti yang cukup, tangkap saja. Termasuk Thaib Armaiyn," pungkasnya. Sebagai informasi, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) selaku Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum nyaris menjadi sasaran amuk massa di Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara. Ketika itu, Ibas dan Anas bersama sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat baru saja mendarat di bandara itu menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Tiba-tiba sekelompok massa yang mengaku pendukung Ketua DPD Partai Demokrat Maluku Utara, Thaib Armaiyn menyusul ke terminal bandara. Akibat massa tersebut, rombongan tersebut langsung terbang kembali ke Jakarta dengan pesawat yang sama. Alhasil, rencana Ibas dan Anas membuka musyawarah daerah akhirnya batal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ruhut Sitompul, tuntut penangkapan Thaib
JAKARTA. Meskipun semua pelaku pemukulan rombongan Anas Urbaningrum di Bandara Ternate sudah ditahan, namun hal tersebut tak lantas membuat Ketua Komunikasi dan Informasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Ruhut Sitompul, puas. Hal ini dikarenakan pimpinan para pelaku pemukulan yaitu Ketua DPP Maluku Utara Thaib Armaiyn itu, belum ditangkap dan ditahan. Karena itu, politisi Partai Demokrat ini akan mengundang Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III, untuk menangkap Thaib. "Saya selaku anggota dari komisi III, dalam RDP akan meminta Kapolri untuk tidak segan-segan lagi menangkap Thaib, karena dia sudah bersembunyi dalam partai kami," tutur Ruhut di Gedung DPR, Jumat (25/5). Dengan tegas, Ruhut meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk segera menindak Thaib. Ia meyakini bahwa Thaib tidak hanya terlibat dalam kasus pemukulan rombongan Anas Urbaningrum dan juga Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), tapi juga turut terlibat dalam kasus korupsi. "Fakta bahwa Thaib terlibat dalam kasus korupsi, sudah kuat. Karena itu saya meminta Kapolri untuk tidak segan-segan menangkap kader Partai Demokrat yang terbukti berkasus dan bersalah. Jika sudah ada dua alat bukti yang cukup, tangkap saja. Termasuk Thaib Armaiyn," pungkasnya. Sebagai informasi, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) selaku Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum nyaris menjadi sasaran amuk massa di Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara. Ketika itu, Ibas dan Anas bersama sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat baru saja mendarat di bandara itu menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Tiba-tiba sekelompok massa yang mengaku pendukung Ketua DPD Partai Demokrat Maluku Utara, Thaib Armaiyn menyusul ke terminal bandara. Akibat massa tersebut, rombongan tersebut langsung terbang kembali ke Jakarta dengan pesawat yang sama. Alhasil, rencana Ibas dan Anas membuka musyawarah daerah akhirnya batal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News