KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menargetkan pendapatan sebesar US$ 100,7 juta hingga tutup tahun 2020 kendati dibayangi pandemi Covid-19. Direktur Keuangan RAJA Oka Lesmana bilang dampak pandemi covid-19 memang berdampak pada kinerja perusahaan di tahun ini. "Dibanding 2019 terjadi penurunan pada distribusi gas alam, kompresi gas dan
toll fee serta lini bisnis lainnya," kata Oka dalam gelaran Public Expose yang diselenggarakan virtual, Kamis (17/12).
Dia mengungkapkan, distribusi gas alam hingga akhir tahun 2020 diprediksi mencapai 12,36 juta mmbtu atau turun dari capaian 2019 lalu sebesar 13,36 juta mmbtu.
Baca Juga: Ini protokol kesehatan di perkantoran yang diterapkan RAJA dan PTBA Penurunan juga tercatat terjadi pada kompresi gas dan
toll fee yang diproyeksi hanya akan mencapai 21,27 juta mscf di akhir tahun ini dibanding 2019 yang sebesar 24,39 juta mscf. Oka menambahkan, penurunan
demand akibat pandemi covid-19 turut mempengaruhi pasokan gas pada industri dan pembangkit. Pasokan gas untuk pembangkit di Jambi mengalami penurunan yang jika dikalkulasikan mencapai sebesar US$ 10,8 juta. Sementara untuk sektor industri penurunan mencapai sebesar US$ 6,7 juta. Memasuki tahun 2020, pasokan gas untuk sektor industri dan pembangkit mulai berimbang. Ke depannya, pasokan gas untuk sektor industri diproyeksi akan semakin bertambah. Di sisi lain, hingga kuartal III-2020, RAJA tercatat membukukan pendapatan sebesar US$ 74,1 juta atau turun 17,39%
year on year (yoy). Di mana pada periode yang sama tahun 2019, RAJA memperoleh pendapatan sebesar US$ 89,7 juta. Laba bersih RAJA juga turun signifikan. Hingga akhir September 2020 lalu, laba bersih RAJA hanya US$ 0,2 juta, anjlok 96,42% yoy. Padahal di akhir kuartal III-2019, laba bersih perusahaan capai US$ 5,6 juta. Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi menjelaskan, lini bisnis hulu jadi yang paling terdampak. Lini bisnis yang berkontribusi 30% pada pendapatan perusahaan ini mengalami tekanan karena harga minyak yang anjlok.
Baca Juga: Laba bersih Rukun Raharja (RAJA) anjlok 98,96% di semester I 2020 "Di 2019, exit harga minyak hampir US$ 70 per barel, sementara di kuartal II 2020 harga minyak hanya US$ 30 an per barel. Turun lebih dari 50% dibandingkan tahun 2019," jelas Djauhar. Kendati demikian, pergerakan harga minyak yang mulai membaik diharapkan dapat mendongkrak kinerja di tahun 2021 mendatang. Selain menargetkan pendapatan sebesar US$ 100,7 juta di akhir tahun 2020. RAJA juga optimistis dapat mencetak laba bersih sebesar US$ 1,4 juta dan laba operasi sebesar US$ 4,3 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari